REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Lahan pertanian di Kota Sukabumi Jawa Barat dinilai masih aman dari dampak kekeringan. Hingga kini belum ada laporan lahan pertanian yang kekeringan di lapangan.
"Hingga kini memang belum ada laporan lahan kekeringan,’’ ujar Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kota Sukabumi Ate Rahmat kepada Republika.co.id Rabu (11/7).
Hal ini didasarkan pantauan di sejumlah daerah sentra pertanian di Kota Sukabumi. Pada 2017 lalu jumlah lahan yang dilaporkan terancam kekeringan tersebar di beberapa kecamatan. Wilayah pertanian yang terancam kekeringan pada waktu itu berada di lima kecamatan yakni Kecamatan Warudoyong, Lembursitu, Baros, Gunungpuyuh, dan Cibeureum.
Biasanya ungkap Ate, DKP3 telah menyediakan alat pompa air yang bisa dimanfaatkan oleh petani yang membutuhkannya. Penyediaan alat ini sudah disiapkan jauh-jauh hari untuk menghadapi dampak kekeringan pada areal pertanian.
Di sisi lain, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi belum menerima adanya laporan kekeringan sebagai dampak musim kemarau. Hal ini didasarkan pantauan di tujuh kecamatan yang ada di Kota Sukabumi.
"Hingga sekarang belum ada laporan kekeringan,’’ ujar Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan, BPBD Kota Sukabumi Zulkarnain Barhami.
Meskipun demikian BPBD tetap mewaspadai potensi dampak kekeringan di awal musim kemarau. Upaya antisipasi lanjut Zulkarnain, diperlukan agar ketika terjadi kekeringan maka petugas dan masyarakat di lapangan bisa menghadapinya. Salah satunya dengan melakukan pemetaan daerah rawan kekeringan di Kota Sukabumi.
Berdasarkan pengalaman pada musim kemarau tahun sebelumnya kawasan yang rawan terdampak kekeringan adalah Kecamatan Baros, Cibeureum, dan Lembursitu (Bacile). Walaupun sebenarnya semua daerah juga berpotensi yang sama.