Pernyataan menarik pun muncul dari salah satu kader Demokrat, Andi Arief. Terkait posisi politik TGB yang dilirik untuk jadi pendamping Jokowi pada 2019, Andi Arief malah merasa bangga. 

Dalam sebuah kesempatan dia berkomentar bahwa Demokrat bangga jika kader mereka, yakni TGB, dilirik Jokowi. Pernyataan orang dekat SBY ini bisa jadi merupakan respons atas manuver Luhut sebelumnya yang justru menyiratkan Demokrat akan menghukum TGB. 

Andi Arief tampak menepis framing yang dimainkan bahwa TGB berseberangan dengan Demokrat. Andi Arief layaknya sejumlah petinggi Demokrat lain coba terus menebalkan status TGB sebagai kader andalan Demokrat. 

Bukan tak mungkin pula Demokrat mengambil manuver politik baru dengan mengajukan nama TGB ke Jokowi sebagai cawapres. Jika itu yang terjadi, malah posisi akan berbalik menghantam TGB.

Dukungan dari Demokrat justru akan membuat peluang terpilihnya TGB sebagai kandidat calon wapres pendamping Jokowi semakin menipis. Jika TGB diajukan Demokrat, otomatis bakal ada gejolak dari partai koalisi yang lebih dahulu mendukung Jokowi. Pun halnya bagi kalangan internal PDIP yang pasti akan muncul resistensi jika TGB maju dengan baju Demokrat.

Walhasil, manuver jadi segalanya bagi TGB maupun Demokrat. Dipecat Demokrat akan menguntungkan langkah pria asal NTB ini. Sebaliknya, didukung Demokrat malah akan memupus peluang TGB maju sebagai pendamping Jokowi.

Jadi, hingga 10 Agustus 2019 mendatang, publik akan semakin banyak melihat disuguhi manuver politik 'tarik-ulur' yang mengejutkan. Sedangkan, kecepatan melangkah dari masing-masing kekuatan akan tetap diulur hingga detik akhir pendaftaran. Semua layaknya konsep biologis antara predator dan mangsa yang mana manuver adalah koentji!  

*Penulis adalah jurnalis Republika

Ikuti Whatsapp Channel Republika