REPUBLIKA.CO.ID, SIMALUNGUN -- Menteri Sosial (Mensos) Idrus Marham menemui keluarga korban kapal tenggelam kapal motor (KM) Sinar Bangun, Senin (9/7). Selain menemui keluarga korban, Idrus juga menyerahkan bantuan dan santunan senilai total Rp 3 miliar kepada korban selamat, ahli waris korban meninggal, dan ahli waris korban hilang.
"Kedatangan kedua ini untuk melaksanakan arahan Presiden Joko Widodo bahwa seluruh penumpang baik yang selamat, meninggal dunia maupun masih belum ditemukan, tetap mendapatkan bantuan dan santunan," kata Idrus kepada wartawan usai penyerahan santunan bertempat di Balei Harunguan Djabanten Damanik atau Ruang Rapat Pemkab Simalungun, seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Senin (9/7) malam.
Idrus mengatakan, pada 24 Juni 2018 lalu ia melihat kesiapan semua elemen dalam pencarian dan memastikan penanganan keluarga korban berjalan lancar. "Total bantuan yang diserahkan mencapai Rp3 miliar termasuk bingkisan untuk keluarga korban, serta satu unit kendaraan dapur umum lapangan untuk Kabupaten Simalungun," ujarnya.
Idrus menjelaskan, sebanyak 18 orang yang ditemukan selamat masing-masing mendapat Rp 2,5 juta. Untuk korban yang ditemukan meninggal, masing-masing ahli waris mendapatkan Rp 15 juta. Sementara untuk 164 korban hilang masing-masing ahli waris mendapat Rp 15 juta.
Di sela-sela acara penyerahan bantuan dan santunan, Mensos melakukan dialog dengan keluarga korban. Perwakilan keluarga korban tampak tak kuasa menahan tangis. Beberapa di antaranya pingsan saat Mensos mendekat dan mengajak mereka mendoakan anggota keluarga yang meninggal.
"Pemerintah merasakan kesedihan yang ibu-ibu rasakan. Untuk itu pemerintah akan terus bersama rakyat dan berupaya semaksimal mungkin memberikan perlindungan dan jaminan sosial kepada keluarga yang ditinggalkan," ujarnya.
Di pertemuan itu, Idrus kembali menyampaikan lima hal penting yang dipesankan Presiden Joko Widodo terkait penanganan musibah tenggelamnya KM Sinar Bangun.
Pertama, kata dia, pemerintah berusaha secara maksimal menemukan korban.
Presiden telah intruksikam seluruh tim bersama pemerintah setempat dan masyarakat all out dalam upaya menemukan kapal itu. Kemudian kedua, presiden juga meminta kepada Menteri Sosial dan jajarannya agar mengurus keluarga korban dengan sebaik-baiknya. Untuk itu Kemensos yang dalam klaster penanganan kebencanaan bertugas di bidang logistik, maka dalam musibah ini memberi bantuan untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti tenda, dapur umum, dan selimut. Ketiga, jangan bicara manifest.
Semua korban harus dibantu tanpa perlu menunggu manifest. Menurut Mensos rekomendasi Bupati setempat telah cukup sebagai dasar penyerahan bantuan dan santunan. "Kita harus memberikan bantuan kepada mereka, dan kita sudah tahu bahwa kapal itu melebihi dari kapasitas yang ada. Itu artinya tidak mungkin ada manifest, karena itu kamu bantu semuanya," katanya.
Keempat adalah penataan dan pengelolaan Danau Toba dilakukan secara profesional.
"Kepada pemerintah daerah (pemda) setempat segera lakukan penataan pengelolaan Danau Toba secara profesional, semuanya terkoordinasi dan sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kota dan kabupaten," ujarnya
Pesan terakhir atau kelima yakni disiplin menegakkan aturan di bidang transportasi. Perusahaan angkutan sungai dan danau yang tidak mengikuti aturan tidak diberi izin operasional. "Kalau tidak taat terhadap aturan maka izinnya harus dicabut," katanya.