REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang diselenggarakannya Asian Games pada 2018 ini, Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Polisi Setyo Wasisto meminta masyarakat agar mewaspadai kejahatan jalanan. Pasalnya, kata dia, kejahatan jalanan bisa teratasi bukan hanya karena peran petugas, melainkan juga anggota masyarakat.
Setyo meminta masyarakat tidak memberikan kesempatan kepada para penjahat untuk melakukan aksinya. Kesempatan yang dimaksud adalah dengan memamerkan atau menggunakan barang-barang berharga secara menonjol.
"Selama ada kesempatan, orang yang tidak niat pun akan terpancing. Itu klasik. Kapolri minta street crime diupayakan semaksimal mungkin ga ada menjelang Asian Games," ujar Setyo, Selasa (10/7).
Baca juga: Seorang Wanita Tewas Usai Dijambret Saat Naik Ojol
Terkait kejahatan jalanan itu, para pelaku kerap menggunakan senjata ilegal, misalnya senjata api rakitan. Sehingga, polisi pun cukup kesulitan melacak karena senjata rakitan tidak terdata. Menurut Setyo, tak mungkin para pelaku kejahatan memakai senjata yang berada di pabrikan, seperti PT Perbakin.
"Karena masuk dalam data pengawasan badan intelijen keamanan. Yang di Baintelkam itu pabrikan ada serinya, nomornya surat-surat jelas, termasuk yang dipakai Perbakin," ujar Setyo
Setyo menuturkan, perlunya informasi dari masyarakat terkait penyebaran senjata api rakitan tersebut. Ia menyebut bahwa masyarakat yang lebih mengetahui seluruh aktivitas di lingkungannya. Sebab itu, diharapkan masyarakat melapor ke polisi bila mendapati senjata tersebut.
"Yang penting untuk penyebaran senjata rakitan ini, kami perlu informasi dari masyarakat. Pembuat-pembuat senjata rakitan itu yang tahu masyarakat. Saya mohon cepat lapor, kalau cepet lapor pasti cepet ditangani. Kalau nggak ada yang lapor, polisi tahu cuma cukup lama," ujar Setyo
Baca juga: Uji Coba Ganjil Genap Asian Games Dimulai, Ini Rutenya
Setyo menambahkan informasi bahwa terkait penjualan senjata ilegal seperti di wilayah Lampung dijual kepada sopir-sopir truk. Ia menyebut, anggota sudah melakukan penyelidikan. Adapun senjata ilegal dijual pada kisaran Rp 2,5 juta sampai Rp 4 juta.
"Itu dikasih peluru 3 sampai 5 butir. Karena bisa membuat dari barang-barang ini menjadi senjata. Besi-besi tidak terpakai dirakit bisa jadi senjata," ujar Setyo
"Kami sudah pernah melakukan penelitian, ditangkep sudah pernah operasi. Tapi-tiap kali dioperasi dia buat lagi, karena balik lagi ini kebutuhan hidup mereka," kata Setyo menambahkan.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Muhammad Tito Karnavian memerintahkan jajarannya untuk meningkatkan operasi kejahatan jalanan, seperti begal dan penjambretan yang belakangan ini sering terjadi dan meresahkan masyarakat. Operasi ini ditingkatkan, terlebih lagi semakin dekatnya ajang pesta olahraga yang digelar empat tahun sekali, yakni Asian Games 2018, di mana Indonesia menjadi tuan rumah dalam kegiatan ini.
"Saya akan berikan highlight untuk meningkatkan operasi nanti," kata Kapolri di Gedung Rupatama Mabes Polri, Selasa (3/7).
Baca juga: Anies: Perluasan Ganjil-Genap Upaya Memuliakan Tamu
Tito menyatakan, akan menggelar video conference kepada seluruh kepala kepolisian daerah di seluruh Indonesia berserta jajaranya, untuk dapat mengantisipasi kejahatan jalanan ini.
"Saya akan tekan jelang Asian Games ini, semua wilayah lakukan operasi kejahatan jalanan, terutama begal, agar tamu-tamu kita tidak terganggu, terutama masyarakat kita sendiri," ucap mantan kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme ini dengan tegas.