Senin 09 Jul 2018 20:35 WIB

Tak Diundang SBY Rapat, TGB Masih Kader Demokrat

TGB mendukung Jokowi menjadi presiden untuk dua periode.

Rep: Fauziah Mursid, Muhammad Nursyamsi/ Red: Andri Saubani
Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi  di Masjid Istiqlal, Jakarta, Ahad (8/7).
Foto: Fuji EP
Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi di Masjid Istiqlal, Jakarta, Ahad (8/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan memastikan Gubernur NTB, Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) masih sebagai kader Partai Demokrat. Syarief mengungkap, rapat Majelis Tinggi Partai Demokrat di kediaman Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hari ini ternyata belum membahas nasib TGB yang menyatakan mendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali memimpin pada periode berikutnya.

"Kita belum bahas yang jelas dia masih tetap kader Demokrat," ujar Syarief di Kediaman Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Jalan Mega Kuningan Timur, Jakarta, Senin (9/7).

Sementara terkait sanksi yang akan diberikan kepada TGB, Syarief menyebut itu diurus oleh Dewan Kehormatan Partai Demokrat. Termasuk apakah penyataan dukungan tersebut juga masuk kategori ringan atau berat.

"Itu bukan bidang saya itu bidangnya dewan kehormatan. tetapi sementara saat ini dia masih tetap sebagai kader," ujarnya.

Sebelumnya, Syarief menyebut perpindahan kader dari partai ke partai lainnnya adalah hal yang biasa. Sehingga, hal tersebut tidak dipusingkan oleh Partai Demokrat.

"Karena perpindahan kader partai dari partai satu ke yang lain itu hal biasa. Saya pikir Dewan Kehormatan sedang bekerja," ujar Syarief.

Namun demikian, TGB yang juga anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat diketahui tidak hadir dalam rapat tersebut.  Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat Max Sopacua mengatakan, ketidakhadiran TGB dalam rapat kali ini lantaran tidak diundang oleh SBY.

Menurut Max, partainya memahami kesibukan yang dijalani TGB sebagai seorang gubernur. "Enggak (diundang). Beliau enggak datang karena beliau sibuk," kata Max.

Baca juga:

TGB pekan lalu telah menyatakan mendukung Jokowi menjadi presiden untuk periode 2019-2024. TGB menyampaikan, pernyataan tersebut dilandaskan berdasarkan sejumlah pertimbangan.

"Semata karena pertimbangan maslahat bangsa, umat, dan akal sehat agar pembangunan yang tengah berjalan di seluruh penjuru bisa dituntaskan dengan maksimal sesuai hajat masyarakat," ujar TGB kepada Republika.co.id, Kamis (5/7).

TGB yang sudah dua periode menjabat sebagai gubernur NTB sejak 2008 menilai, proses pembangunan membutuhkan waktu yang tidak singkat. "Pengalaman saya di NTB, tidak cukup satu periode untuk menuntaskan tugas-tugas besar membangun daerah, apalagi membangun Indonesia yang sangat luas dan kompleks ini," ungkap TGB.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement