REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Hasil koordinasi Badan Pencarian dan Penyelamatan (Basarnas) bersama Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Pelabuhan Benoa menyebutkan sebanyak 43 unit kapal terbakar di Dermaga Barat pelabuhan terbesar di Bali tersebut. Hingga sore ini, upaya pemadaman api terus dilakukan.
"Personel sampai saat ini masih ditempatkan di lokasi meski api mulai padam. Beberapa petugas pemadam kebakaran (damkar) masih bekerja untuk memastikan tidak ada lagi bara api," kata Kepala Kantor SAR Denpasar, Ketut Gede Ardana, Senin (9/7).
Identitas kapal yang terdampak kebakaran yang terjadi sejak pukul 02.00 WITA tersebut, antara lain kapal PT Arawikatama Katulistiwa Fisik Industri (AKFI) sebanyak enam unit, meliputi KM Cilacap Jaya Karya, KM Bintang Selatan, KM Bina Sejati, KM Bintang Barat, KM Akau Jaya Lima, KM Karya Marina 807). Berikutnya adalah kapal milik PT Intimas sebanyak tujuh unit, meliputi KM Hiroyoshi 07, KM Permata 03, KM Permata 103, KM Permata 06, KM Permata 01, KM Mutiara 28, dan KM Mutiara 10. Sisanya 30 kapal milik PT Bandar Nelayan.
Ardana mengatakan api dipadamkan dengan bantuan delapan unit kendaraan pemadam kebakaran dari Damkar Denpasar, Damkar Badung (dua unit), Damkar Pelindu (satu unit), dan water cannon milik Dalmas Polda Bali. Sebanyak 26 personel Basarnas bersiaga di Pelabuhan Benoa untuk mengantisipasi jika dibutuhkan evakuasi sewaktu-waktu.
Baca juga, Kerugian Kebakaran Kapal di Pelabuhan Benoa Rp 125 Miliar
Kepolisian Daerah (Polda) Bali akan menyelidiki penyebab utama kebakaran puluhan kapal nelayan tersebut. Kapolda Bali, Irjen Pol Petrus Reinhard Golose mengatakan sejauh ini tidak ada korban jiwa, namun kerugian materiil dari peristiwa ini bisa mencapai Rp 125 miliar.
"Jika satu kapal yang terbakar rugi tiga hingga lima miliar rupiah, maka kerugian keseluruhan bisa mencapai Rp 125 miliar," kata Golose.
Golose mengatakan sumber api berasal dari salah satu kapal nelayan yang ditambat di pelabuhan. Anak buah kapal (ABK) sempat melihat kobaran api dan berusaha memadamkan, namun gagal. Keterbatasan alat pemadam dan jarak kapal satu dengan kapal lain yang sangat berdekatan membuat si jago merah dengan cepat melahap puluhan kapal lainnya.
Kapal-kapal yang terbakar sebagian besar memuat bahan bakar solar yang sangat cepat disambar api. Golose mengatakan timnya akan menyelidiki penyebab utama kebakaran tersebut, apakah sengaja atau murni kecelakaan.