Ahad 08 Jul 2018 13:50 WIB

KPK Minta Anies Laporkan Hadiah dari Kepala Suku Afrika

KPK menyinggung sebelumnya juga ada pejabat yang melapor setelah mendapat hadiah.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Muhammad Hafil
Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Saut Situmorang.
Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Saut Situmorang.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan segera melaporkan hadiah dari kepala suku Afrika yang baru saja masuk Islam, Toyigbe Zola alias Muhammad Harun. Tongkat berkepala harimau, kopiah, syal, dan dua kemeja khas Ghana  itu diberikan Toyigbe saat Anies menutup acara Pertemuan Ulama dan Da'i se-Asia Tenggara, Afrika dan Eropa di Hotel Grand Cempaka, Jakarta, Jumat (6/7).

"Sebaiknya dilaporkan, karena itu kan dia menerimanya kapasitasnya sebagai apa? Itu akan lebih wise (bijaksana)," kata Wakil Ketua KPK Saut Situmorang, Ahad (7/8).

Saut mengatakan, setelah Anies melaporkan hadiah-hadiah tersebut, pihaknya akan menilai apakah barang dari ulama Ghana itu ditetapkan sebagai milik negara atau tidak.  "Sebaiknya memang dilaporkan, kemudian nanti kalay setelah dinilai (apakah) dijadikan milik negara. Itu akan lebih bagus," ucap Saut.

Saut mengungkapkan beberapa waktu ini seorang  pejabat negara juga telah melaporkan hadiah yang berasal dari tokoh keagamaan. Namun, Saut enggan menyebut pejabat negara tersebut. "Saya enggak sebut nama, kemarin ada diterima begitu besar, dilaporkan ke kami kemudian dijadikan milik negara," ungkapnya.

Sebelumnya,  Anies menyatakan, hadiah tongkat itu tidak akan dilaporkan ke KPK, lantaran pemberian itu bukan atas nama pribadi. Menurut dia, tongkat berwarna emas itu nantinya akan dipajang di Gedung Balai Kota DKI sebagai simbol persahabatan antara Jakarta dan Afrika.

"Kalau buat Anies, saya laporkan. Kalau ini buat gubernur, kalau buat gubernur ini jadi inventaris Pemprov," kata Anies.

Anies memgatakan, bahwa tongkat itu sebagai simbol pemimpin yang ditaati dan diikuti oleh rakyatnya. Menurut dia, tongkat itu juga tidak dipegang oleh pemiliknya, melainkan digantingkan di pundaknya.

"Beliau katakan bahwa harimau di situ itu tanda yang dibawa pemimpin yang ditaati , pemimpin yang diikuti, pemimpin yang rakyatnya selalu melaksanakan," ujar Anies saat diwawancara di Hotel Grand Cempaka, Jakarta, Jumat (6/7).

Saat pertama menerimanya, Anies menyangka tongkat tersebut memiliki berat yang ringan, tapi ternyata tongkat tersebut cukup berat. Namun, Anies tidak mengetahui secara pasti nama dari tongkat tersebut.

"Jadi kalau dia bicara ini tanda dia ketua kepala dan ini berat. Coba anda pegang," ucap Anies.

Seperti diberitakan sebelumnya, Kepala Suku Afrika, Toyigbe Zola meghadiri acara pertemuan Dai dan Ulama Internasional ke-5 di Hotel Grand Cempaka, Jakarta, Rabu (4/7). Dalam acara tersebut, Toyigbe diberikan kesempatan untuk menyampaikan pengalamannya pada salah satu sesi seminar bersama ulama dari Arab Saudi.

Toyigbe sebelumnya merupakan seorang kepala suku penyembah berhala di Kerajaan Benin, Afrika. Kemudian, Syekh Abu Bakar berpuluh-puluh tahun berdakwah di tengah penyembah berhala tersebut, namun Toyigbe belum juga mendapatkan hidayah. Hingga akhirnya, Toyigbe diislamkan oleh salah seorang ulama asal Arab Saudi, Syekh Khalid Al Hamudi.

Nama Toyigbe kemudian diganti dengan nama Harun Muhammad. Dia pun berterima kasih kepada Syekh Khalid yang telah mengislamkannya dan dia berjanji akan mendakwahkan Islam kepada kaumnya.

"Saya berjanji akan terus mendakwahkan Islam kepada kaumku," ujar Toyigbe saat menyampaikan testomoni dihadapan ratusan ulama dan dai se- Asia Tenggara di Hotel Grand Cempaka, Jakarta, Rabu (4/7).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement