Jumat 06 Jul 2018 19:44 WIB

Seorang Rekan Terkait Pelaku Bom Pasuruan Ditangkap

Pelaku bom lainnya yang bernama Anwardi masih diburu polisi.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Muhammad Hafil
Petugas kepolisian berjaga di ledakan bom di kawasan Pogar, Bangil, Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (5/7).
Foto: Antara/Umarul Faruq
Petugas kepolisian berjaga di ledakan bom di kawasan Pogar, Bangil, Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (5/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolri Jenderal Polisi Muhammad Tito Karnavian mengatakan, Polri sudah menangkap seorang rekan pemilik bom Pasuruan, Jawa Timur yang meledak Kamis (7/6) lalu sudah ditangkap. Namun, Anwari alias Abdullah yang memiliki bom tersebut masih melarikan diri.

"Kita sudah tau pelakunya Abdullah ini satu temannya sudah tertangkap saya tidak mau sebutkan karena masih pengembangan,  tolong ditulis itu satu orang terkait Abdullah ini sudah ditangkap," kata Tito di Tangerang Selatan, Jumat (6/7).

Dari penangkapan ini, Tito menuturkan, kepolisian akan segera melakukan pengembangan. Sehingga, pelaku-pelaku teror lain yang belum ditangkap, termasuk Abdullah dapat segera ditangkap dan diproses hukum."Selagi mereka melakukan kegiatan seperti ini maka membuka pintu bagi polisi penegak hukum aparat keamanan untuk mengejar mereka," kata Tito.

Aktivitas perakitan bom, kata Tito juga memiliki dampak lebih mudahnya para pelaku terror terlacak. Ia menuturkan, ketika pelaku teror tidak melakukan kegiatan, Polri pun tidak bisa berbuat banyak. "Kalau mereka melakukan kegiatan melanggar hukum membuka pintu kepada kita masuk kita masuk datang," kata dia.

"Satu orang sudah tertangkap nanti kita sampaikan saya ini sampaikan ke rekan-rekan media, itu teroris dengar juga, sementara penyidikan pengejaran terus berjalan kalau sudah tertangkap smua kita umumkan," kata Tito menegaskan.

Sementara, pelaku bom Pasuruan bernama Anwardi masih dalam perburuan polisi. Polri menyebut pelaku pengeboman, Anwardi di Pasuruan, Jawa Timur, pada Kamis (5/7) kemarin tergabung dalam kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD). JAD merupakan kelompok yang belakangan kerap menjadi dalang aksi terorisme di Indonesia, khususnya Indonesia bagian barat.

"Dapat diduga terduga pelaku masuk jaringan JAD, walaupun dia berbaiat pada ISIS, tapi keseharian dan alat bukti terduga pelaku masuk dalam jaringan JAD," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Hubungan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Polisi Mohammad Iqbal, Jumat (6/7).

Iqbal menuturkan, Anwardi merupakan narapidana Terorisme. Pada tahun 2010, ia sempat terlinat bom sepeda Kalimalamg dan dipenjara di Lembaga Permasyarakatan Cipinang, Jakarta selama lima tahun. Di dalam lapas, pelaku diketahui kerap berkomunikasi dengan narapidana terorisme (napiter) lainnya.

Ledakan terjadi di Jalan Pepaya RT 01/01 Pogar, Bangil, Pasuruan, Jawa Timur, Kamis siang sekitar pukul 11.30 WIB. Dari informasi yang dihimpun ledakan bom yang terjadi di Bangil berasal dari rumah yang dikontrak Anwardi (sebelumnya dikenal Abdullah) warga Banten yang sudah menyewa selama satu setengah tahun. Abdullah tinggal bersama istrinya Dina Rohana dan anak laki-lakinya. Usai bom meledak, Anwardi alias Abdullah melarikan diri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement