Jumat 06 Jul 2018 18:56 WIB

Pelemahan Rupiah dan Asian Games 2018

Pemerintah dan INASGOC mengapresiasi banyaknya bantuan dari pihak sponsor.

Rep: Rizky Jaramaya/Antara/ Red: Andri Saubani
Logo dan ornamen Asian Games di pedestrian yang dibuat menyerupai lintasan atletik di kawasan bisnis SCBD, Jakarta, Senin (30/4). Pembuatan pedestrian ini menyambut pelaksanaan Asian Games yang akan diresmikan pada Agustus 2018.
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Logo dan ornamen Asian Games di pedestrian yang dibuat menyerupai lintasan atletik di kawasan bisnis SCBD, Jakarta, Senin (30/4). Pembuatan pedestrian ini menyambut pelaksanaan Asian Games yang akan diresmikan pada Agustus 2018.

REPUBLIKA.CO.ID, Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berdampak pada banyak aspek. Salah satu yang ikut terdampak adalah penyediaan anggaran untuk persiapan Asian Games 2018, khususnya bagi atlet yang berlatih di luar negeri.

"Setengah atlet kita yang akan bertanding, sekarang masih di luar negeri, latihan di sana. Juga hampir sebagian besar atlet dalam negeri kita mendapat pelatih dari luar negeri sana. Dengan dolar AS sekarang ini makin kuat, anak-anak (atlet) yang (latihan) di luar negeri itu juga ditambah uang jalannya," kata Wakil Presiden Jusuf Kalla di hadapan mitra sponsor Asian Games 2018 di Kantor Wapres Jakarta, Jumat (6/7).

Dengan tingginya biaya pelatihan tersebut, pembiayaan untuk pembiayaan Asian Games secara keseluruhan tidak bisa dibebankan kepada Pemerintah saja. Menurut JK, perlu kerja sama dengan BUMN dan perusahaan swasta untuk mendapatkan sponsor bagi penyelenggaraan Asian Games. 

Bentuk dukungan yang diberikan oleh pihak BUMN dan swasta tersebut, lanjut Kalla, tentu akan mendapat timbal balik yang besar pula; mengingat Asian Games akan disaksikan oleh miliaran penonton baik di dalam negeri maupun luar negeri.

"Tentu dukungan itu bukan free (gratis), karena nanti juga perusahaan sponsor itu menjadi terkenal dan dilihat oleh empat miliar orang di Asian Games ini, sehingga apa yang anda sumbangkan itu bukan hanya dipakai Inasgoc, tapi akan mendapat dukungan dari penonton seluruh dunia, khususnya Asia," katanya.

Sebagai informasi, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat (6/7) pagi bergerak melemah 19 poin. Kurs rupiah melemah menjadi Rp 14.413 dibanding posisi sebelumnya Rp 14.394 per dolar AS.

Baca: Ini Penjelasan Bank Indonesia Mengapa Rupiah Terus Melemah.

Dukungan Sponsor

Wapres mengapresiasi jumlah sponsor Asian Games 2018 yang melebihi target. Jusuf Kalla mengakui, penyelenggaraan Asian Games 2018 membutuhkan banyak sponsor dari swasta maunpun BUMN, sedangkan pemerintah berwenang untuk mengerjakan pembangunan infrastruktur.

Menurut Kalla, keterlibatan sponsor swasta dan BUMN dapat memperkecil beban anggaran pemerintah. Karena tidak mungkin penyelenggaraan Asian Games sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah.

Dia mencontohkan, sistem sponsor dalam penyelenggaraan event olahraga dimulai dari Olimpiade Los Angeles pada 1984 silam. Sebelumnya ada sistem sponsor, seluruh biaya penyelenggaraan event olahraga internasional ditanggung oleh pemerintah. Hal ini menyebabkan pemerintah mengalami kerugian.

"Penyelenggaraan dibutuhkan begitu banyak sponsor, begitu banyak dana, kalau infrastruktur hampir semua dilaksanakan oleh pemerintah, karena kita tidak mungkin penyelenggaraan ini semuanya pemerintah," ujar Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jumat (6/7).

Kalla mengatakan, Asian Games merupakan event olahraga nomor dua terbesar setelah Olimpiade. Oleh karena itu, fasilitas dan standar venue Olimpiade di banyak negara tidak jauh berbeda dengan persiapan Asian Games.

Ketua Pelaksana INASGOC Erick Thohir mengatakan, INASGOC telah mendapatkan 43 mitra sponsor untuk mendukung pelaksanaan Asian Games 2018. Erick menyatakan, jumlah nilai sponsor telah melebihi target awal yakni mencapai 160 persen.

Awalnya, INASGOC menargetkan nilai kerja sama sponsorship  Rp 300 miliar. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, INASGOC mendapatkan sponsor dengan nilai yang melebihi target tersebut, terdiri dari cash atau tunai dan value in kind (VIK).

Erick mengatakan, sampai saat ini INASGOC telah mendapatkan sponsor berupa cash sebesar Rp 780 miliar, dan sponsor berupa VIK senilai Rp 869 miliar. Adapun, sponsor berupa VIK lebih kepada penyediaan WiFi, asuransi, maupun tiket bus Transjakarta.

"Adapun official prestige partner sampai saat ini ada 11 sponsor, official partner empat sponsor, official sponsor lima, supporting sponsor 12, dan official supplier sponsor 10. Tanpa support dari mereka, mungkin event sebesar ini tidak akan bisa jalan," ujar Erick di Kantor Wakil Presiden.

photo
Data dan Fakta Asian Games 2018

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement