REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekjen Partai Demokrat Rachland Nashidik membantah jika JK menolak disandingkan dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. JK memang tidak ingin berkontestasi pada pencapresan tahun depan.
Rachland menyatakan pernyataan JK menolak AHY mengindikasikan seolah wakil presiden RI itu lebih ingin berpasangan dengan figur lain. "Sebaliknya, Pak JK justru sangat mengapresiasi aspirasi sejumlah kader Partai Demokrat pada beliau," kata Rachland dalam keterangan resmi kepada Republika, Kamis (5/7).
Bahkan, kata Rachland, Jusuf Kalla mengakui AHY sebagai figur muda yang cakap dan memiliki elektabilitas paling tinggi sebagai cawapres. Kendati demikian, menurutnya, JK mengutamakan pendapat keluarga yang berkeberatan beliau kembali maju dalam kontestasi pilpres.
Berdasarkan hasil dari percakapan Demokrat dengan Jusuf Kalla, ia menyimpulkan, tokoh senior Partai Golkae itu memiliki rencana lain bagi perubahan politik Indonesia. Ia menambahkan Partai Demokrat bisa memiliki peran strategis yang sama.
"Dalam pekan-pekan ke depan, publik politik Indonesia dapat mengharapkan kejutan kejutan baru dari upaya memecah kebuntuan politik yang terjadi saat ini akibat pemaksaan PT 20 persen," kata dia.
Agus Harimurti Yudhoyono.
Ketua DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean juga mengutarakan penolakan Jusuf Kalla bukan karena tidak bersedia berkoalisi dengan Demokrat dan berpasangan dengan AHY. Namun, penolakannya karena Jusuf Kalla ingin pensiun dari dunia politik.
Dia mengatakan, Demokrat tidak mempemasalahkan penolakan Jusuf Kalla untuk bersanding bersama AHY. Selain itu, wacana jusuf Kalla-AHY belum menjadi keputusan resmi partai karena wacana duet ini merupakan aspirasi yang datang dari kader.
Selanjutnya, ia mengatakan, Demokrat akan memilih opsi lain yang disuarakan oleh kader seperti Anies Baswedan-AHY, Gatot Nurmantyo-AHY, Prabowo Subianto-AHY dan Joko Widodo-AHY. "Beliau (Jusuf Kalla) mau istirahat. Kalau dibilang menolak seolah beliau bersedia dengan yang lain tapi tidak dengan AHY. Tentunya, kami juga memiliki opsi lain," kata Ferdinand.
Menjelang pendaftaran calon presiden (capres) dan wakil presiden (cawapres) pada pemilihan presiden (Pilpres) 2019, Partai Demokrat sempat mewacanakan agar AHY menjadi cawapres yang mendampingi Jusuf Kalla. Namun, Ketua Tim Ahli Wapres Sofjan Wanandi menyampaikan bahwa Jusuf Kalla telah menolak tawaran Partai Demokrat untuk maju dalam kontestasi Pilpres 2019.
Salah satu alasan Jusuf Kalla menolak tawaran Partai Demokrat adalah keinginannya untuk pensiun. JK memang sudah kerap menyatakan dia tidak lagi ingin menduduki jabatan politik.