Kamis 05 Jul 2018 07:31 WIB

BPBD Buleleng Siapkan 80 Ribu Masker

Warga diminta selalu memakai masker, kacamata dan memakai baju lengan panjang.

Pengendara melintas di wilayah yang terpapar abu vulkanis Gunung Agung di Desa Suter, Bangli, Bali, Selasa (3/7).
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Pengendara melintas di wilayah yang terpapar abu vulkanis Gunung Agung di Desa Suter, Bangli, Bali, Selasa (3/7).

REPUBLIKA.CO.ID, SINGARAJA --  Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng menyiapkan 80 ribu masker untuk dibagi-bagikan secara gratis kepada warga guna mengantisipasi paparan hujan abu akibat letusan Gunung Agung. Kepala Pelaksana BPBD Buleleng Made Subur mengatakan petugas BPBD langsung bergerak ke sejumlah lokasi yang terdampak letusan Gunung Agung, di antaranya di wilayah Danau Buyan, Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, yang dilaporkan terjadi embusan angin mengandung abu yang cukup keras.

"Kami sarankan warga yang keluar rumah selalu menggunakan masker, memakai baju lengan panjang dan menggunakan topi. Masker itu kami bagikan di tempat strategis, seperti di persimpangan Jalan Ngurah Rai, Jalan Udayana, Jalan Kapten Muka, dan Jalan Pramuka," katanya, Rabu (4/7).

Paparan abu vulkanik itu dibenarkan seorang penjual laklak di Desa Pancasari, Renggo. "Hujan abu yang cukup keras itu terjadi sekitar pukul 11.00 hingga pukul 12.00 siang. Mungkin karena angin cukup kencang, akhirnya hujan abu perlahan menghilang," katanya.

Meski begitu, Renggo mengatakan ia bersama keluarganya tetap menggunakan masker dan kacamata saat melakukan kegiatan di warungnya. Sementara itu, para pengguna jalan di Jalan Raya Singaraja-Denpasar juga banyak yang sudah melindungi dirinya dengan memakai masker, kacamata dan memakai baju lengan panjang.

Lain halnya di Desa Ban, Kecamatan Kubu, Karangasem, Bali, atau di lereng utara Gunung Agung yang bukan hanya terpapar abu, namun mereka akhirnya memutuskan untuk tetap mengungsi di kantor desa dan balai desa setempat sebelum kondisi benar-benar aman. Para pengungsi itu mulai membangun dapur umum secara swadaya, namun petugas BPBD Karangasem juga sudah turun langsung memfasilitasi warga dengan menyediakan satu unit mobil dapur umum. 

"Warga pengungsi Gunung Agung itu ditampung di areal kantor kepala desa dan balai desa. Mereka berasal dari enam dusun di Desa Ban yang wilayah masuk dalam zona berbahaya, yakni dari Dusun Cegi, Dusun Pengalusan, Dusun Daya, Dusun Pucang, Dusun Belong dan Dusun Bonyoh," kata Kepala Desa Ban, Wayan Potag.

Ia mengatakan pembangunan dapur umum dilakukan secara swadaya oleh pengungsi karena mereka memilih tetap tinggal di kantor desa yang posisinya aman. "Beberapa warga memang ada yang kembali pulang. Namun mereka pulang untuk mengambil barang-barang, lalu kembali lagi ke pengungsian," katanya.

Baca juga: Dinkes: Abu Gunung Agung Belum Akibatkan Gangguan Kesehatan

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement