Rabu 04 Jul 2018 03:24 WIB

Cerita Wapres JK Mensyukuri Ramadhan Tahun Ini

Tahun ini JK hanya sempat buka puasa di rumah lima kali.

Rep: Novita Intan/ Red: Indira Rezkisari
Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan sambutan saat berkunjung ke Kantor PBNU, Jakarta, Selasa (3/7). PBNU mengadakan kegiatan Halal Bi Halal sekaligus tasyakuran hari ulang tahun KH Said Aqil Siroj ke-65.
Foto: Republika/Putra M Akbar
Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan sambutan saat berkunjung ke Kantor PBNU, Jakarta, Selasa (3/7). PBNU mengadakan kegiatan Halal Bi Halal sekaligus tasyakuran hari ulang tahun KH Said Aqil Siroj ke-65.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kemarin malam (3/7), Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengadakan acara Halal Bi Halal 1439 H. Kegiatan ini sekaligus mempererat tali silahturahmi dengan pemerintah, tokoh agama dan masyarakat.

Turut hadir Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK), Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kiai Ma’aruf Amin, Menteri Agama Lukma Hakim Saifuddin, Menteri Sosial Idrus Marham, Menkominfo Rudiantara, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan tokoh agama lainnya. Dalam sambutannya, JK berpesan bulan Ramadhan merupakan kesempatan saling bermaaf-maafan. “Saat ini Bulan Syawal telah juga kita lalui, semua berbahagia. Setelah kita melepas bulan Ramadhan yang penuh doa dan ibadah. Tentunya kesempatan ini saya ucapkan Minal Aidin Walfaizin ke semuanya,” ujarnya.

Ia bercerita selama bulan Ramadhan hanya berbuka puasa di rumah sebanyak lima kali. Hal itu justu membuat JK merasa menghemat karena mendapat undangan buka puasa dari rekan-rekan kerjanya.

“Saya selama 30 hari itu buka puasa di rumah hanya lima kali. Lalu selesai Ramadhan saya setiap hari Halal Bi Halal, semua rezeki,” ucapnya.

JK menyebut puasa di Indonesia memiliki banyak kelebihan yang tidak dimiliki negara lainnya. Bahkan, Indonesia dinilai unik oleh sejumlah duta besar negara lain.

“Kemarin waktu buka puasa saya undang dubes, saya suruh bicara karena kalau dai lagi sudah terlalu banyak. Saya suruh bicara apa yang menarik dari Indonesia dan apa yang kurang menarik selama bulan puasa. Justru mereka (dubes) bilang puasa di Indonesia menarik,” ceritanya.

“Misalnya Dubes dari Maroko, terkecuali ini tarawih di Indonesia terlalu cepat. Di negeri saya Tarawih tiga jam, di sini cuma setengah jam, kadang masih juara di Jawa Timur hanya 15 menit,” tawa JK.

Tak hanya itu, JK menyebut ada dua hal yang tidak menarik selama Ramadhan yakni kemacetan mudik dan harga pangan menjadi naik. Namun, JK mengucap rasa syukur selama Ramadhan.

“Ternyata mudik tidak macet begitu kan, jadi tidak ada berita besarnya, Alhamdulillah. Sehingga semua orang bertanya-tanya kapan macetnya, ternyata Alhamdulillah tidak macet tetapi banyak liburnya, pengusaha juga protes, kerja dua minggu bayar dua bulan, dia bilang. Bapak bagaimana ini? Iyalah nanti setelah itu bekerja keraslah, ini sekarang libur dulu. Tetapi libur juga itu penghasilan, orang beli buah atau apa macam-macam, jalan-jalan seperti itu,” ucapnya.

“Yang kedua menunggu harga-harga naik, ternyata Alhamdulillah harga stabil, jadi bukan berita juga. Jadi hampir-hampir beritanya agak kurang berita yang menarik selama bulan Ramadhan ini karena Alhamdulillah agak terkontrol situasi kita dengan sebaik-baiknya,” ungkapnya.

Kendati demikian, ia meminta masyarakat untuk selalu bersyukur dalam hal apapun. Mengingat masih ada warga negara lainnya seperti di Suriah, Irak, Yaman, Nigeria, Libia, dan Senegal yang tidak bisa menikmati indahnya bulan suci Ramadhan. “Di mana pun atau di Somalia yang tidak bisa menikmati Ramadhan dan Idul Fitri karena penuh gempuran, musibah dan sebagainya. Oleh karena itulah maka kita mendoakan kepada mereka semua untuk diberikan kemudahan dan mudah-mudahan semua musibah itu segera berakhir dan di lain pihak kita berbahagia pada bulan suci Ramadhan dan juga Idul Fitri ini,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement