Selasa 03 Jul 2018 13:49 WIB

Wacana JK-AHY, Bamsoet: Emang Gua Pikirin

Golkar tetap mendukung Jokowi sebagai capres.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Muhammad Hafil
Ketua DPR RI - Bambang Soesatyo
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Ketua DPR RI - Bambang Soesatyo

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Politikus Partai Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet) ikut mengomentari terkait  wacana Partai Demokrat menduetkan Jusuf Kalla dengan Agus Harimuri Yudhoyono (AHY) dalam pemilihan presiden (pilpres) 2019. Bamsoet menegaskan Partai Golkar akan tetap mengusung Joko Widodo sebagai calon presiden.

"Golkar tetap pada pendirian. Jokowi presiden dan wacana yang berkembang di Golkar itu adalah wapresnya Airlangga," kata Bamsoet di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (3/7).

Ia menganggap wacana menduetkan kedua tokoh tersebut dinilai sah-sah saja dilakukan oleh Partai Demokrat selama memenuhi ambang batas pencalonan presiden. "Emang gua pikirin partai lain. Kita ngurusin partai masing-masinglah. Golkar memikirkan partai sendiri Demokrat juga begitu biarkan publik yang akan memilih itu akan memenuhi syarat atau tidak minimal dukungan," ujarnya.

Sebelumnya, Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan mengakui memang ada sebagian kader yang mengusulkan agar partai mengusung JK dan AHY. Dua nama ini muncul sebagai pasangan saat partai menggelar polling di kalangan kader.

Menurutnya, usulan kader tersebut wajar karena partai pun butuh masukan dari dalam. Namun, Demokrat sampai saat ini belum memutuskan apa pun. "Sampai nanti partai memutuskan A maka semua kader ikut. Tentu semua orang akan kita mintai pandangannya untuk 40 hari ke depan," ungkapnya.

Sementara Kepala Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean mengatakan, nama Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) memang beredar di kalangan internal partainya sebagai calon yang layak diusung pada pilpres 2019. Ia mengatakan, beberapa kader berpendapat JK layak berpasangan dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

"Akan tetapi, apakah akan terjadi atau tidak, kan kami belum tahu karena mengumpulkan 20 persen ini berat. Jadi, masih usulan-usulan dari kader," ujar Ferdinand, Rabu (27/6) lalu. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement