REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Ketua Dewan Pakar Partai Golongan Karya (Golkar) Agung Laksono menyebut partai tersebut sudah bulat mendukung Airlangga Hartarto sebagai pendamping Joko Widodo (Jokowi) di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 nanti. Keputusan ini pun disebut sudah final dibahas dalam konsolidasi internal partai.
"Baik dewan pembina, dewan pakar, DPD, dan DPC sudah bulat mendukung Airlangga mendampingi Jokowi dalam pilrpes nanti. Partai Golkar hanya mengajukan satu calon, hanya pak Arilangga," ujar Agung di Kantor DPD Golkar, Cibinong, Kabupaten Bogor, Senin (2/7).
Meski begitu, Agung menyebut keputusan terakhir tetap berada di tangan Jokowi. Seluruh partai koalisi kini menunggu sinyal atau keputusan dari Jokowi yang akan menentukan sendiri siapa calon wakil presidennya.
"Semuanya keputusan tinggal Pak Jokowi. Bila dia (Jokowi) datang ke Golkar, ya kami hanya punya satu calon, Airlangga" jelasnya.
Deklarasi sendiri akan dilakukan secepatnya bila sudah ada kejelasan dari Jokowi. Agung yang juga menyampaikan ada sejumlah pertimbangan yang membuat Airlangga dianggap ideal mendampingi Presiden Jokowi.
Melihat pertimbangan soliditas partai koalisi pendukung Presiden Jokowi dengan perhitungan peringkat dukungan dalam Pemilu 2014 lalu, Golkar dinilai sebagai partai peraih suara terbesar kedua di Pemilu 2014. Karena hal ini, partai tersebut sangat layak untuk berpasangan dengan PDIP sebagai partai peraih suara terbanyak dan juga pengusung utama Presiden Jokowi.
Agung nenyebut duet Presiden Jokowi dan Airlangga akan mampu mewakili mitra koalisi partai serta dapat diterima oleh partai pengusung lain yang perolehan suaranya masuk kategori level menengah seperti PKB, Hanura, dan Nasdem. Kedua dari sisi elektoral, Airlangga Hartarto juga akan memberikan suntikan elektoral bagi Jokowi di Pilpres 2019.
Posisi Airlangga sebagai ketua umum partai, memiliki jaringan profesional dan berasal dari wilayah Jawa Timur yang merupakan basis kantung suara besar, dinilai sangat memungkinkan mendongkrak elektabilitas Jokowi.
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA pernah merilis hasil survei mengenai calon presiden (capres) dan cawapres potensial di Pilpres mendatang. Berdasarkan hasil survei, ada tiga nama yang meraih indeks tertinggi dalam hal kelayakan sebagai cawapres mendampingi Jokowi.
Peneliti Senior LSI Adjie Farabie mengatakan, tiga nama tersebut adalah Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Gubernur NTB Tuan Guru Bajang. Menurutnya, bagi calon pejawat yang memilih cawapres maka elektabilitas bukan pertimbangan utama.
"Contohnya kasus Boediono dalam Pemilu Presiden 2019. Boediono dipilih SBY sebagai cawapres walau dari sisi elektabilitas, saat itu posisi Boediono sangat rendah," kata Adjie dalam pemaparan survei di Jakarta, Senin (14/5).
Menurut Adjie, untuk cawapres Jokowi, dibagi ke dalam tiga latar belakang. Jika latar belakangnya partai politik, Airlangga berada di rangking satu. Airlangga diikuti oleh Budi Gunawan dan Puan Maharani dari PDIP.