REPUBLIKA.CO.ID, KARANGASEM -- Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali mengalami erupsi secara strombolian. Suara dentuman keras terdengar pada radius zona merah dan lontaran lava pijar teramati keluar kawah mencapai dua kilometer (km).
"Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 24 milimeter (mm) dan durasi sekitar tujuh menit dan 21 detik," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kasbani, Senin (2/7).
Masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki, pengunjung, wisatawan kembali diimbau agar tak berada dan tak melakukan pendakian di zona perkiraan bahaya. Seluruh area di dalam radius empat km dari kawah puncak. Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan.
"Area landaan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung," katanya.
Secara total berdasarkan data PVMBG, hari ini Gunung Agung mengalami enam kali erupsi. Erupsi pertama pukul 06.19 WITA, dengan tinggi kolom abu sekitar dua km di atas puncak kawah, berdurasi tiga menit dan 47 detik. Erupsi kedua dan ketiga terjadi pukul 06.41 dan 06.55 WITA dengan ketinggian kolom abu masing-masing satu km dan 700 meter di atas puncak kawah.
Erupsi keempat terjadi pukul 13.11 WITA dengan tinggi kolom abu 500 meter di atas puncak. Kolom abu kelabu dengan intensita stebal condong ke barat dan barat daya. Erupsi terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 15 mm dan durasi tiga menit dan 11 detik.
Erupsi kelima terjadi pukul 13.43 WITA dengan tinggi kolom abu 700 meter di atas puncak. Tinggi kolom abu intensitas tebal condong ke barat dan barat daya dengan amplitudo 24 mm berdurasi dua menit dan 30 detik. Erupsi keenam terjadi malam ini sekitar pukul 21.04 WITA dengan durasi terpanjang.