REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul, DIY, menargetkan kunjungan wisatawan selama tahun ini mencapai 3,7 juta orang. Meski kunjungan wisatawan selama libur Lebaran lalu meningkat, namun Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata Bantul, Kwintarto Heru Prabowo, masih mematok target kunjungan yang tidak jauh berbeda dengan total tahun lalu.
"Tahun lalu kunjungan sampai 3,7 juta karena ada bencana positif jadi wisatawan banyak yang ke Bantul. Tahun ini targetnya juga 3,7 juta wisatawan" kata Kwintarto. Bencana positif yang dimaksud Kwintarto adalah kunjungan mantan Preiden Amerika Serikat Barack Hussein Obama.
Pada Juni 2017 lalu, Obama berserta keluarga berkunjung ke Puncak Becici di Desa Muntuk, Dlingo. Kwintarto mengatakan kunjungan Obama membawa dampak positif bagi objek wisata Bantul.
Sementara tahun ini, Kwintarto mengaku belum melihat ada tanda-tanda bencana positif kunjungan wisatawan. Namun ia meyakini angka wisatawan tahun ini bisa melebihi target.
Selama sembilan hari libur Lebaran 2018 saja, total wisatawan yang berkunjung ke Bantul mencapai 366.640 orang. Meningkat dari kunjungan lebaran tahun lalu sebanyak 607 ribu orang.
Menariknya, kata dia, Lebaran tahun ini, wisatawan tidak hanya menumpuk di Parangtritis, melainkan sudah menyebar ke sejumlah objek wisata pantai di bagian barat Parangtritis, "Pantai Samas tahun lalu hanya 60 ribuan pengunjung, lebaran tahun ini sampai sekitar 100 ribu pengunjung," ujarnya.
Sementara total kunjungan wisatawan sejak Januari hingga Senin (25/6) lalu, tercatat ada 1.829.495 orang. Jumlah wisatawan tersebut hanya di objek wisata yang menghasilkan pendapatan asli daerah (PAD) seperti Parangtritis, Samas hingga Pandansimo, Goa Selarong, dan Goa Cerme.
Tidak termasuk wisatawan yang berkunjung ke objek wisata yang dikelola masyarakat. Total pendapatan selama enam bulan tersebut adalah Rp 13,1 miliar. Pendapatan itu sudah mencapai lebih dari 60 persen dari target Rp 21 miliar sampai akhir tahun nanti.
Gubernur DIY, Sri Sultan HB X, sebelumnya meminta Bantul harus memersiapkan diri menghadapi beroperasinya bandara baru di Kulonprogo pada 2019 mendatang. Sultan berharap kunjungan wisatawan ke Bantul bisa tersebar ke banyak wilayah, dan tidak hanya menumpuk di satu objek wisata.
"Wilayah lain yang perlu ada pertumbuhan, perlu dikoordinasikan untuk pengembangan sarana dan prasarananya, misalnya lokasi parkir, pelebaran jalan, dan sebagainya," kata Sultan, saat Syawalan di Kompleks Parasamya, Bantul.
Sultan menilai Bantul memiliki kendala dalam investasi karena jarak dari kota cukup jauh yakni sekitar 15 kilometer. Namun Raja Keraton Ngayogyakarta ini meyakini Bantul akan menjadi tempat tujuan wisatawan saat New International Airport (NYIA) beroperasi. Karena itu, lanjutnya, berbagai hal perlu dipersiapkan dari sekarang.