REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pencarian korban KM Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba, Sumatra Utara, telah memasuki hari ke-15 pada Senin (2/7). Badan SAR Nasional (Basarnas) mengakui masih belum ada perkembangan terkait evakuasi korban dan kapal.
"Masih belum ada perkembangan. Jenazah korban yang ditemukan baru 3 orang itu saja," ujar Kepala Bagian Humas Basarnas, Marsudi kepada Republika.co.id, Senin (2/7).
Sebelumnya disebutkan bahwa Tim SAR akan menghentikan pencarian korban pada 3 Juli, yakni esok hari. Kendati begitu, menurut Marsudi rencana tersebut masih belum pasti. Tim SAR masih menunggu temuan baru dari pencarian hari ini untuk memutuskan hal tersebut.
"Kami masih menunggu perkembangan," katanya.
Selain itu, Tim SAR juga masih mendiskusikan berbagai upaya yang memungkinkan untuk mengevakuasi kapal KM Sinar Bangun. Pada pencarian hari Ahad (1/7), Basarnas mengandalkan trawl (jaring pukat) yang ditarik KMP Sumut, dan hasilnya tetap nihil.
Basarnas sempat mempertimbangkan kembali penggunaan Remotely Operated Vehicle (ROV) untuk operasi di Danau Toba, Sumatra Utara. Alat ini kemampuannya bisa mengangkat benda di dasar air. Namun pengadaan alat ini butuh waktu yang lama.
"Lebih besar dan berat, butuh waktu dua bulanan dilepas dan dirakit kembali," ujar Dirops Basarnas Bambang Suryo Aji, Ahad (1/7).
Menurut Bambang, Basarnas telah meminta pendapat dari para pakar dari sejumlah negara. Hasilnya, evakuasi tidak memungkinkan dilakukan, mengingat waktu kejadian kapal tenggelam sudah lama.
Basarnas juga mengisyaratkan akan mengakhiri pencarian KM Sinar Bangun pada 3 Juli 2018, setelah melakukan perpanjangan sampai dua kali. Meskipun, sesuai harapan keluarga korban, Basarnas akan kembali melakukan pencarian apabila ada temuan baru.
KM Sinar Bangun 6 tenggelam dalam pelayaran dari Pelabuhan Simanindo Kabupaten Samosir ke Tiga Ras Kabupaten Simalungun pada 18 Juni 2018 pukul 17.10 WIB. Sebanyak 21 orang, termasuk juru mudi dan awak kapal selamat dari musibah, tiga meninggal dan 164 belum ditemukan.