REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyoroti peristiwa tenggelamnya KM Sinar Bangun setelah suasana hari raya yang disinyalir menelan korban lebih dari 100 orang. Adapun 30 orang korban diantaranya merupakan anak- anak.
Salah satu penyebabnya diduga standar muatan 40 orang dipenuhi sekitar 200 orang, berdasarkan data Kementerian Sosial. Menurut KPAI, dalam situasi seperti itu sangat mungkin korban anak-anak dan remaja mendominasi penumpang kapal tersebut untuk menikmati libur panjang.
Dalam data KPAI yang berhasil dihimpun dari BNPB bahwa korban anak-anak berjumlah sekitar 30 orang baik yang meninggal, selamat dan dinyatakan hilang.
Komisioner KPAI Bidang Trafficking dan Eksploitasi Ai Maryati menilai pentingnya pariwisata ramah anak, dan seharusnya terhadap perlindungan kepada para pengguna jasa pariwisata, termasuk anak-anak.
"KPAI akan menyampaikan pentingnya pariwisata ramah anak yang menekankan aspek keselamatan dan perlindungan pada para pengguna jasa pariwisata, termasuk alat perhubungan dan sarana lainnya, agar memiliki wawasan dan perspektif perlindungan anak," ujar Ai Maryati, Senin (2/7).
Baca juga: Pencarian Korban KM Sinar Bangun Andalkan Jaring Pukat
Mengingat libur panjang masih dua pekan lagi untuk anak - anak sekolah, kata Ai, KPAI berharap Danau Toba sebagai salah satu tujuan wisata di Indonesia akan terus meningkatkan pelayanan pengelolaan wisata dan berupaya menerapkan pariwisata yang mengutamakan keselamatan dan perlindungan anak.
Terkait kecelakaan di Danau Toba, pihaknya menyampaikan bela sungkawa yang mendalam kepada para korban dan keluarga, semoga Tuhan memberikan keikhlasan dan ketabahan.
KPAI akan melakukan pengawasan dan Koordinasi dengan stakeholder, termasuk BODT (Badan Otorita Danau Toba) dan Pemerintah Daerah di Lokasi kejadian pemberangkatan KM Sinar Bangun yakni Pelabuhan Simanindo Kabupaten Samosir pada hari Senin (2/7) pukul 13.00 WIB.
"KPAI memberikan dukungan secara moral kepada Basarnas untuk bekerja secara maksimal agar korban segera ditemukan secara keseluruhan," ujarnya.
Baca juga: Jika tak Bisa Diangkat, KM Sinar Bangun akan Direlakan
KM Sinar Bangun tenggelam di perairan Danau Toba pada 18 Juni 2018 lalu. Dari 200 orang penumpang, hingga Ahad (1/7), tercatat 19 orang penumpang KM Sinar Bangun ditemukan selamat dan tiga orang meninggal.