REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pantauan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jumat (29/6) hingga pukul 17.00 WIB menemukan sebaran debu vulkanik Gunung Agung ke dua arah berbeda yaitu Barat Laut dan Timur Laut Pulau Bali. "Sebaran debu vulkanik Gunung Agung juga berada pada ketinggian yang berbeda," kata Kepala Humas BMKG Hary T Djatmiko yang dihubungi di Jakarta, Jumat.
Dia mengatakan sebaran debu vulkanik yang mengarah Barat Laut mencapai ketinggian 5.000 meter di atas permukaan laut. Sementara yang mengarah ke timur laut berada di ketinggian sekitar 7.000 hingga 7.500 meter di atas permukaan laut.
Sebaran abu yang mengarah ke Timur Laut terdata tetap bertahan sejak pantauan pukul 14.00 WIB. Sebelumnya BMKG melalui satelit Himawari mencatat pergerakan debu vulkanik Gunung Agung di Karangasem, hingga pukul 05.00 WITA mengarah ke barat daya dan barat Pulau Bali.
Gunung Agung dengan ketinggian 3.142 meter di atas permukaan laut (MDPL) erupsi pada Kamis (28/6) pukul 15.00 WIB. Ketinggian erupsi mencapai 23 ribu kaki atau 7.000 hingga 8.000 MDPL.
Hingga saat ini aktivitas Gunung Agung berada pada Level III atau siaga. Sebelumnya aktivitas Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai sempat ditutup akibat dampak sebaran debu vulkanik. Saat ini Bandara I Gusti Ngurah Rai telah dibuka kembali.
Selain Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bandara Blimbingsari di Banyuwangi dan Bandara Notohadinegoro di Jember Jawa Timur juga ditutup.