REPUBLIKA.CO.ID, YOGYA -- Industri ritel merupakan salah satu industri yang paling dibutuhkan oleh masyarakat. Hal ini dibuktikam dengan makin menjamurnya toko modern berjejaring di berbagai wilayah.
Tak hanya itu, industri ritel pun kini telah merambah pada sektor online marketplace yang makin memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam bertransaksi. Melihat hal itu, Majelis Ekonomi dan Kewirausaan (MEK) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY pun melakukan berbagai strategi untuk terjun langsung dalam bisnis ritel.
Sekretaris MEK PWM DIY, Jumarudin mengatakan, setelah tahun lalu MEK menginisiasi sebuah online marketplae bernama bedukmutu, kini MEK tengah mengembangkan toko konvensional melalui program satu ranting satu TokoMU (Saran Satoko). "Misi besar Saran Satoko adalah untuk menghadirkan TokoMu di setiap ranting yang ada di desa," ujar Jumarudin di Aula PWM DIY pada Selasa (26/6).
Sebagai salah satu langkah awal, MEK pun menggelar sosialisasi terkait Saran Satoko yang sekaligus dikemas melalui kegiatan Halal Bi Halal. Meski bedukmutu telah menunjukan perkembangan postif, namun ia menilai kehadiran toko konvensional masih sangat diperlukan demi memberikan alternatif bagi masyarakat. Rencananya, TokoMu ini juga dapat menjadi sarana display bagi beberapa produk yang ditawarkan dalam bedukmutu.
Menurutnya, konsep wujud TokoMU dapat beragam mulai dari berwujud toko sembako, toko kelontong maupun toko modern. Ia pun menekankan, seluruh program terkait bisnis ritel ini merupakan implentasi dari salah satu hasil Mutamar Muhammadiyah ke-47 di Makassar pada 2015 lalu terkait kemandirian di bidang ekonomi. Kemandirian ini dinilai sangat diperlukan demi memperlancar perwujudan visi dan misi dari Muhammadiyah dalam mengembangkan Islam berkemajuan.
Baca Juga: Kuasai Distribusi Barang, Muhammadiyah Luncurkan Logmart
Untuk program Saran Satoko ini, TokoMu yang telah berdiri dan menjadi pilot porject terdapat di Kota Bandung yang dikembangkan oleh Jaringan Suadagar Muhammadiyah (JSM). Toko itu didirikan pada awal tahun ini dan rencananya TokoMu berikutnya akan didirikan di DIY.
Ia berharap, tahun ini sudah terdapat satu TokoMU yang mulai beroperasi di DIY. Kemungkinan terbesar, TokoMu ini akan didirikan di lingkungan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).
Ia pun menekankan, layaknya Bedukmutu, program Saran Satoko juga rencananya akan dikembangan di beberapa amal usaha pendidikan lainya seperti Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengingat besarnya potensi di kedua amal usaha tersebut. Selain itu, ia juga berharap TokoMu juga dapat dikembangkan di beberapa tempat wisata seperti di Gunungkidul sehingga dapat menjadi sarana display bagi produk kerajinan.