REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat untuk Pilkada 2018 dan Pilpres 2019, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), terkejut dengan raihan suara yang diperoleh pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik) pada pemilihan gubernur (pilgub) Jawa Barat (Jabar) versi hitung cepat. Menurut dia, suara mereka naik signifikan dibandingkan perhitungan lembaga survei sebelum hari pencoblosan.
"Mengejutkan memang ada peningkatan signifikan dari pasangan calon nomor 3 (Asyik) yang menurut kami mendapat peningkatan suara yang luar biasa di hari pencoblosan ini," ujar dia di kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Rabu (27/6).
Berdasarkan hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei, pasangan berjuluk Asyik itu justru berada di posisi kedua pada pilgub Jabar. Misalnya, hasil hitung cepat Indobarometer menunjukkan Asyik memperoleh 28,54 persen.
Sementara itu, Populi Center menyuguhkan hasil hitung cepat yang menempatkan pasangan Asyik meraih 28,75 persen. Hasil pasangan Asyik hanya kalah dari Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul, dan unggul dari Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi.
Hasil hitung cepat ini sangat berbeda dibandingkan survei sebelum pencoblosan. Sebelum pemungutan suara, pesaing ketat Ridwan-Uu adalah duo DM atau Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi, yang diusung oleh Partai Demokrat dan Partai Golkar.
AHY pun mengatakan, ada banyak hal yang perlu dipelajari, ditelusuri, dan diinvestigasi terkait dengan kekalahan duo DM pada Pilkada Jabar. Kogasma juga ingin tahu lebih banyak apa yang terjadi di lapangan.
Terutama terkait perbedaan hasil suara antara survei sebelum pencoblosan dan hitung cepat setelah pemungutan suara. “Jelang akhir babak dari pilkada di Jabar, khususnya pilgub, posisi calon yang kami usung itu rata-rata di urutan satu atau dua, beda tipis dengan pasangan calon nomor urut 1 (Emil-Uu)," katanya.
AHY juga melanjutkan, banyak faktor yang mungkin bisa didapatkan dari lapangan. Kogasma akan mencari tahu sebagai pembelajaran pada masa mendatang.
"Jika ada kesuksesan di sana-sini tentu kami syukuri sebagai bentuk kerja keras, tapi kalau ada kegagalan tentu harus kita pelajari mengapa,” kata dia.
Ia mengatakan, hasil evaluasi itu akan menjadi pelajaran untuk perjuangan pada Pemilu 2019. “(Tahun) 2019 menanti dan perlu kerja keras dari seluruh kader Demokrat di mana pun berada," katanya.