REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean mengatakan, nama Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) memang beredar di kalangan internal partainya sebagai calon yang layak diusung pada pilpres 2019. Ia mengatakan, beberapa kader berpendapat JK layak berpasangan dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
“Akan tetapi, apakah akan terjadi atau tidak, kan kami belum tahu karena mengumpulkan 20 persen ini berat. Jadi, masih usulan-usulan dari kader," ujar Ferdinand di kantor DPP Partai Demokrat, Menteng, Jakarta Selatan, Rabu (27/6).
Karena itu, ia mengatakan, JK dan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak membahas arah koalisi ketika keduanya bertemu beberapa hari lalu. JK menemui SBY di kediaman Presiden ke-6 itu di Mega Kuningan VII, Jakarta, Senin (25/6) lalu.
Namun, Ferdinand mengakui pertemuan antara JK dan SBY membahas persoalan politik. Khususnya, dia mengatakan, perkiraan situasi setelah pilkada serentak 2018.
"Pertemuan ini memang silaturahim Lebaran, tetapi pertemuan ini juga dijadikan pembicaraan politik antara Pak SBY dengan Pak JK,” kata dia.
Ferdinand mengatakan, ada kesamaan pikiran antara JK dan SBY soal situasi nasional saat ini. Misalnya, terkait kerawanan di beberapa daerah pascapilkada dan juga konstelasi jelang pemilihan presiden (pilpres) 2019.
“Akan tetapi, memang tidak bicara mengajak 'ayo Pak JK', itu belum ke situ," katanya.
Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan pun mengakui memang ada sebagian kader yang mengusulkan agar partai mengusung JK dan AHY. Dua nama ini muncul sebagai pasangan saat partai menggelar polling di kalangan kader.
Menurut dia, usulan kader tersebut wajar karena partai pun butuh masukan dari dalam. Namun, Demokrat sampai saat ini belum memutuskan apa pun.
"Sampai nanti partai memutuskan A maka semua kader ikut. Tentu semua orang akan kita mintai pandangannya untuk 40 hari ke depan," ungkapnya.