Rabu 27 Jun 2018 00:57 WIB

Pelaku Bisnis Wisata Didorong Perbaiki Manajemen Promosi

sektor wisata di Kota Solo masih lemah lantaran manajemen promosi yang belum tertata

Rep: Andrian Saputra/ Red: Esthi Maharani
POTENSI KERETA WISATA. Kereta wisata kuno
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
POTENSI KERETA WISATA. Kereta wisata kuno "Sepur Klutuk Jaladara" melintas di Jalan Slamet riyadi, Solo, Jateng, Sabtu (13/8). Kereta tersebut menjadi salah satu potensi wisata kota di bulan ramadhan, terutama dengan tingginya pemudik yang akan datang ke K

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Dinas Pariwisata Kota Solo mendorong pelaku bisnis kepariwisataan untuk memperbaiki manajemen promosinya. Kepala Dinas Pariwisata Kota Solo, Hasta Gunawan mengungkapkan sektor kepariwisataan di Kota Solo masih lemah lantaran manajemen promosi yang belum tertata dengan baik dari masing-masing pelaku bisnis kepariwisataan mulai dari objek wisata hiburan dan rekreasi, kuliner, biro wisata, hingga perhotelan. Pelaku bisnis kepariwisataan diharapkan lebih jeli dalam membaca momentum promosi untuk menggaet wisatawan domestik maupun mancanegara.

“Kita sudah punya event yang di tata sampai tingkat kelurahan cuma kan manajemen promosinya ini yang kurang ditata dengan baik, mana yang harus dipromosikan jauh-jauh hari mana yang dipromosikan beberapa hari sebelumnya, jadi harus tepat waktu dan juga bersama-sama,” tutur Hasta disela-sela menghadiri pertemuan forum komunikasi pegiat pariwisata Surakarta di Sunan Hotel Solo pada Selasa (26/6).

Disamping itu, Hasta mengungkapkan promosi yang dilakukan pelaku bisnis kepariwisataan untuk merespon event tertentu harus berlangsung serempak sehingga memberi dampak besar terutama untuk mensosialisasikan event yang akan diselenggarakan. Dinas Pariwisata Kota Solo juga mendorong pelaku bisnis kepariwisataan untuk memaksimalkan promosi digital yang dinilai lebih efektif terutama untuk memancing minat wisatawan mancanegara. Di lain sisi, kata dia, perlu adanya tagline yang baru dan digunakan serempak oleh setiap pelaku bisnis kepariwisataan dalam melakukan promosi. Sebab saat ini terdapat banyak tagline yang digunakan berbeda-beda oleh tiap pelaku bisnis kepariwisataan muali dari Solo Spirit Of Java, Solo Kota Budaya, Solo Kota Batik dan Kuliner dan lainnya.

“Promosi digital itu tak besar, yang kita perlukan sekaran itu platform tagline dan waktu yang sama, sehingga pelakunya banyak,” tuturnya.

Hasta pun optimis dengan begitu sektor kepariwisataan di Kota Solo akan berkembang lebih pesat. Ia pun yakin target kunjungan wisata ke kota Solo akan terpenuhi. Dinas Pariwisata Kota Solo menargetkan jumlah kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara hingga akhir tahun ini bisa mencapai lebih dari 6 juta.

“Selama libur lebaran saja data yang sudah masuk itu seperti Balekambang 40 ribu pengunjung, TSTJ 100 ribu dan destinasi lainnya belum. Kuliner dan hotel-hotel kita lihat penuh semua. Pasti akan meningkat apalagi 2019 denga paket wisata yang lebih jelas dan promosinya sudah teratur,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement