Selasa 26 Jun 2018 15:23 WIB

KLHK Ajak Swasta Lebih Partisipatif Lindungi Lingkungan

Pemerintah mengembangkan harmoni antara swasta dengan masyarakat.

Kondisi hutan di hulu sungai Cikamir yang rusak akibat hujan deras di Pasirwangi, Kabupaten Garut, Sabtu (24/9). Pemicu banjir bandang di Kabupaten Garut dikarenakan rusaknya hulu sungai Cikamiri. (Mahmud Muhyidin)
Foto: Mahmud Muhyidin
Kondisi hutan di hulu sungai Cikamir yang rusak akibat hujan deras di Pasirwangi, Kabupaten Garut, Sabtu (24/9). Pemicu banjir bandang di Kabupaten Garut dikarenakan rusaknya hulu sungai Cikamiri. (Mahmud Muhyidin)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengajak pihak swasta lebih berpartisipasi dan bertanggung jawab terhadap keberlanjutan perlindungan lingkungan dan masyarakat. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa (26/6), mengatakan ajakan tersebut tertulis dalam salah satu bab yang dimuat pada buku The State of Indonesia's Forest (Sofo) yang dibuat bersama Organisasi Pangan dan Pertanian (Food and Agriculture Organization/FAO).

Buku tersebut akan dipresentasikan pada Konferensi Internasional Komite Kehutanan FAO, di Roma, Italia, Juli 2018. "Kita mengembangkan harmoni antara swasta dengan masyarakat atau small holders," kata dia.

Revisi tahap akhir pada buku Sofo akan mengoreksi data-data dan foto-foto pendukung materi tulisan di buku sebelumnya. Tidak hanya memuat data terakhir dalam administrasi pemerintahan, namun juga memuat kebijakan yang sifatnya corrective action.

Dia mengatakan pemerintah terus mendorong rakyat menjadi pelaku ekonomi, bukan hanya pemberdayaan, bukan hanya mengubah dari yang tidak kerja menjadi memiliki pekerjaan. Pemerintah ingin membuat rakyat lebih produktif dan mengembangkan pusat-pusat ekonomi domestik yang baru.

Koordinator tim penulisan buku Sofo Efransjah mengatakan buku itu akan dibawa ke dunia internasional yang artinya membawa martabat bangsa Indonesia. "Oleh karena itu, buku ini harus menunjukkan kita benar-benar bekerja," kata dia.

Efransjah mengatakan buku itu memuat data-data mutakhir yang menggambarkan pencapaian Indonesia. Buku Sofo itu bukanlah buku statistik kehutanan seperti biasanya, akan tetapi fokus pada perkembangan tiga tahun terakhir.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement