Senin 25 Jun 2018 22:03 WIB

Temuan Diduga Bangkai KM Sinar Bangun Terhalang Cuaca Buruk

Upaya untuk memastikan temuan objek di dasar danau terhalang cuaca buruk

Rep: Issha Haruma/ Red: Esthi Maharani
Helikopter Basarnas jenis Dauphin HR-3604 bersiap mendarat di Pelabuhan Tigaras, Danau Toba, saat melaksanakan pencarian korban tenggelamnya KM Sinar Bangun, di Simalungun, Sumatera Utara, Sabtu (23/6).
Foto: Antara/Irsan Mulyadi
Helikopter Basarnas jenis Dauphin HR-3604 bersiap mendarat di Pelabuhan Tigaras, Danau Toba, saat melaksanakan pencarian korban tenggelamnya KM Sinar Bangun, di Simalungun, Sumatera Utara, Sabtu (23/6).

REPUBLIKA.CO.ID, SIMALUNGUN -- Hari kedelapan pencarian korban tenggelamnya KM Sinar Bangun di danau Toba belum membuahkan hasil. Pencarian yang dilakukan tim SAR gabungan dan upaya memastikan temuan objek di dasar danau pun terhalang cuaca buruk.

"Kami mulai dari jam 07.00 WIB menurunkan alat-alat yang kami miliki, ternyata cuaca tidak mendukung, tidak bersahabat sehingga kami putuskan untuk kembali," kata Deputi Bidang Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas, Brigjen TNI Nugroho Budi Wiryanto, Senin (25/6).

Selain untuk pencarian, peralatan itu juga diturunkan untuk memastikan temuan objek pada dua titik di dasar danau. Objek yang ditemukan pada kedalaman 450 meter itu diduga bangkai KM Sinar Bangun.

Berdasarkan hasil pengamatan, benda yang terdeteksi itu memiliki dimensi panjang sekitar 20 sampai 25 meter dan ketinggiannya 5 meter. Namun, diperlukan konfirmasi visual untuk memastikan bahwa objek itu adalah KM Sinar Bangun.

"Untuk meyakinkan, kami perlu beberapa kali (pendalaman). Nanti kami undang juga ahlinya untuk bisa memastikan bahwa itu objek atau bukan," ujar dia.

Menurut Nugroho, upaya untuk memastikan objek itu adalah KM Sinar Bagun terkendala faktor cuaca yang tidak bersahabat. "(Kendalanya) faktor cuaca saja. Ombaknya besar, anginnya gede, kemudian ada hujan, sehingga hal tersebut sangat menentukan hasil scan sonar kami," kata Nugroho.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement