Senin 25 Jun 2018 17:21 WIB

Para Rektor Diajak Deteksi Dini Dinamika Radikalisme

Penguatan sinergi di lingkungan kampus mutlak harus dilakukan.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Suhardi Alius memberikan paparannya saat wawancara di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (22/6).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Suhardi Alius memberikan paparannya saat wawancara di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (22/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinamika penyebaran radikalisme dan terorisme di lingkungan kampus di Indonesia sudah sampai pada titik yang membahayakan. Fakta ditangkapnya terduga teroris yang tengah merencanakan aksi teror dengan barang bukti bom di sebuah perguruan tinggi di Riau beberapa waktu lalu, menjadi bukti yang tidak bisa dibantah.

Oleh karena itu, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) tengah berupaya memperkuat sinergi dengan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti), serta lembaga perguruan tinggi di Indonesia untuk melindungi kampus dari radikalisme.

“Saya telah menjelaskan secara detail kepada para pimpinan Perguruan Tinggi  (PT) tentang dinamika radikalisme di lingkungan kampus, walaupun tebal tipisnya antara kampus yang satu dengan lain berbeda-beda. Langkah-langkah pun kita berikan kepada beliau-beliau (pimpinan PT), termasuk modusnya seperti apa, serta bagaimana penyebaraan, dan cara mengatasinya,” ujar Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius pada  Rapat Koordinasi (Rakor) Penangkalan Paham Radikalisme di Perguruan Tinggi yang digelar Kemenristek Dikti di Jakarta, Senin (25/6).

Mantan Kabarekrim Polri  ini menyampaika penguatan sinergi di lingkungan kampus ini mutlak harus dilakukan. Apalagi, sudah banyak bukti banyak komunitas kampus yang terpapar radikalisme, apakah itu mahasiswa, dosen, bahkan guru besar. Untuk itulah, para pihak terkait tidak hanya harus mengawasi mahasiswa saja, tetapi juga para dosen, guru besar, dan staf pegawai lainnya di lingkungan kampus.

“Kami juga akan melakukan koordinasi dengan Kemenristek Dikti dan juga kampus kampus untuk mendeteksi dini mengenai adanya paham dan gejala yang berkembang di kampus termasuk mahasiswa, dosen dan pejabat pejabat di kampus. Kita harus tuntun ke arah jalan yang benar,” ujar mantan Sekretaris Utama (Sestama) Lemhanas RI ini.

Untuk itu, Komjen Suhardi berharap dengan adanya pertemuan yang diinisiasi oleh Kemenristek Dikti ini bisa mendapatkan suatu pemahaman yang sama serta keseragaman dengan pola tindak lanjut dalam menghadapi masalah-masalah ini di lingkungan kampus. Dalam pertemuan tersebut Kepala BNPT juga meminta para rektor bisa menyampaikan pesan dan pesannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement