REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menuturkan, temuan objek yang diduga bangkai Kapal Motor Sinar Bangun masih perlu dipastikan apakah objek tersebut benar merupakan KM Sinar Bangun. Untuk itu, objek tersebut perlu diangkat ke permukaan.
Hadi menuturkan, TNI AL dan Basarnas masih berupaya melakukan pengangkatan tersebut. Upaya itu dilakukan dengan terus mengerahkan beberapa alat yang dimiliki oleh Basarnas dan TNI AL.
"Mudah-mudahan yang diduga itu adalah kapal yang kita cari, segera kita cari teknik untuk mengangkat kapal tersebut tentunya beberapa teknik yang drencanakan basarnas dibantu oleh TNI AL," ujar Hadi di Markas Besar Polri, Jakarta, Senin (25/6).
Pengangkatan kapal ini, kata Hadi merupakan hal yang krusial. Pasalnya, banyak korbam yang diduga masih belum ditemukan dan berada di bangkai kapal tersebut.
"Diduga kuat masih banyak korban yang terperangkap di dalam kapal tersebut. Mudah-mudahan segera ditemukan semoga memang benar kapal yang diduga kuat itu adalah yang sedang kita cari," ucap Hadi.
Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Wiranto menegaskan, ia telah menginstruksikan seluruh pemangku kebijakan untuk mengupas kasus ini secara rinci. Ia meminta semua pihak ysng bertanggung jawab untuk ditindak tegas.
"Siapa yang keluarkan izin, kita tindak tegas siapapun yang keluarkan izin. Itu tanggung jawab siapa? Itu semua menyangkut keteledoran manusia, mental manusia. Ini yang akan kita cari," katanya di Mabes Polri, Senin.
KM Sinar Bangun tenggelam di Danau Toba, Senin (18/6) petang. Kapal itu dilaporkan tenggelam saat berlayar dari Pelabuhan Simanindo, Samosir, menuju Tigaras, Simalungun.
Kapal kayu ini diduga tenggelam karena kelebihan muatan dan oleng diterjang ombak besar. Kapal itu diduga mengangkut lebih dari 200 penumpang dan puluhan sepeda motor.