REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Sejak beberapa hari terakhir, aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau (GAK) di Perairan Selat Sunda mengalami peningkatkan. Pada Senin (25/6) pagi, tercatat terjadi erupsi pada pukul 07.14 dengan tinggi kolom abu terpantau mencapai ratusan meter di atas puncak GAK.
Kepala Pos Pemantaun GAK di Desa Hargo Pancuran, Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan, Andi Suwardi membenarkan ada aktivitas GAK pada Senin (25/6) pagi. ''Namun pada Senin siang aktivitas letusannya sudah menurun, kolom abu yang keluar tipis hanya 50 meter,'' kata Andi Suwardi saat dikonfirmasi Republika.co.id, Senin (25/6) siang.
Menurut dia, saat ini kondisi puncak GAK masih tertutup kabut dan cuaca hujan. Dari pencatatan Pos Pemantau GAK, ia mengatakan, aktivitas kegempaan GAK baik vulkanik dalam dan vulkanik dangkal masih relatif kecil dan belum terpantau signifikan.
Meski demikian, ia menyatakan status GAK masih waspada (level II), dan pengunjung, nelayan, juga wisatawan tetap dilarang mendekat GAK dalam radius satu kilometer. ''Statusnya masih tetap (waspada belum ada peningkatan), masih berlaku larangan mendekati gunung,'' katanya. Adanya aktivitas letusan GAK beberapa hari terakhir, menurutnya, belum berpengaruh dengan penerbangan.
''Kolom abu atau asap letusan gunung masih tipis, belum membahayakan penerbangan,'' ungkapnya.
Pengamatan visual GAK sejak 18 hingga Senin (25/6) masih tertutup kabut. Beberapa waktu lalu, gunung tampak jelas hingga asap yangkeluar dari kawah utama GAK mencapai 200 meter berwarna kelabu dengan intensitas tipis.