Ahad 24 Jun 2018 11:46 WIB

Alat Sonar Jelajah 2.000 Meter Diturunkan ke Danau Toba

Sebanyak 183 penumpang KM Sinar Bangun belum ditemukan.

Red: Nur Aini
Tim SAR gabungan memasang antena GPS pendukung alat multibeam echosounder untuk pencarian KM Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba, Simalungun, Sumatera Utara, Sabtu (23/6).
Foto: Antara/Irsan Mulyadi
Tim SAR gabungan memasang antena GPS pendukung alat multibeam echosounder untuk pencarian KM Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba, Simalungun, Sumatera Utara, Sabtu (23/6).

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Scan sonar, alat pendeteksi logam di dalam perairan berkemampuan daya jelajah 2.000 meter diturunkan ke Danau Toba, Sumatera Utara, Ahad (24/6).

Tim tersebut dipimpin Kepala Basarnas, M Syaugi dan turut bersamanya Bupati Simalungun, JR Saragih . Kakansar Medan, Budiawan mengatakan, pihaknya juga tetap memberdayakan scan sonar kedalaman 600 meter untuk mencari kapal penumpang yang tenggelam pada 18 Juni 2018.

"Penting untuk temukan titik (lokasi) kapal, karena kami perkirakan banyak korban berada di dalamnya," kata Budiawan di Posko Terpadu Bencana di Pelabuhan Tiga Ras Kabupaten Simalungun.

photo
Keluarga penumpang KM Sinar Bangun duduk di dermaga Pelabuhan Tigaras, Danau Toba, Simalungun, Sumatera Utara, Kamis (21/6).

Dia memperkirakan, sesuai laporan pihak keluarga, jumlah korban yang berada di KM Sinar Bangun sedikitnya 183 orang yang belum ditemukan. Tim pencari juga memberdayakan satu unit Heli Dauphin A 365 N3+ HR-3604 untuk pantauan udara, dan mengerahkan tim relawan darat menyusuri pinggiran pantai.

Sementara pencarian di atas permukaan air menggunakan 17 perahu karet dan kapal cepat sampai radius 40 Km dari perkiraan koordinat titik tenggelamnya kapal.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement