Sabtu 23 Jun 2018 15:56 WIB

Hujan Deras Guyur Lokasi Pencarian KM Sinar Bangun

Pencarian sementara dilakukan dengan menyisir permukaan danau.

Rep: Issha Harruma/ Red: Yudha Manggala P Putra
Tim SAR gabungan melakukan pencarian korban tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba, Simalungun, Sumatera Utara, Sabtu (23/6).
Foto: Antara/Irsan Mulyadi
Tim SAR gabungan melakukan pencarian korban tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba, Simalungun, Sumatera Utara, Sabtu (23/6).

REPUBLIKA.CO.ID, SIMALUNGUN -- Angin kencang dan kabut mengiringi hujan deras yang mengguyur lokasi pencarian korban dan bangkai Kapal Motor (KM) Sinar Bangun di Danau Toba, Sabtu (23/6). Pencarian yang melibatkan tim gabungan Basarnas, Polri dan TNI sementara hanya bisa dilakukan dengan menyisir permukaan danau.

"Cuaca hari ini kurang menguntungkan, khususnya pencarian lewat udara. Helikopter ditahan di (Bandara) Silangit," kata Kabid Humas Polda Sumut AKBP Tatan Dirsan Atmaja, Sabtu (23/6).

Hari ini, tim gabungan juga mulai menggunakan alat multibeam side scan sonar dengan kemampuan deteksi hingga kedalaman 2.000 meter. Alat tersebut didatangkan dari Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, dan tiba di Tigaras, Simalungun, Jumat (22/6) malam.

Sebelumnya, alat sama digunakan, namun kemampuan deteksinya hanya hingga kedalaman 600 meter. "Harapan saya dengan alat baru ini bisa melihat kapal itu di mana. Kalau kedalaman ini (danau Toba) tidak lebih dari 2.000 meter, pasti bisa," kata Kepala Basarnas, M Syaugi, Sabtu (23/6).

"Dengan menggunakan dua alat scan sonar ini wilayah ini akan kami sapu karena alat ini sangat canggih."

Hingga hari keenam pencarian KM Sinar Bangun, belum ada penambahan jumlah korban yang ditemukan. Baru 21 orang yang berhasil dievakuasi, tiga di antaranya meninggal. Masih ada 184 penumpang yang dinyatakan hilang dalam insiden tersebut. Para keluarga korban pun masih bertahan di demaga Tigaras untuk menunggu hasil pencarian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement