Sabtu 23 Jun 2018 10:14 WIB

Pengunggah Video Kampanye Hitam Dipolisikan

Ternyata ritual mistik merupakan pesanan dari salah satu tim sukses.

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Agus Yulianto
Kuasa hukum tim pemenangan Deddy-Dedi,  Hotma Agus Sihombing, saat memerlihatkan bukti laporan video kampanye hitam.
Foto: Dok Istimewa
Kuasa hukum tim pemenangan Deddy-Dedi, Hotma Agus Sihombing, saat memerlihatkan bukti laporan video kampanye hitam.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Tim pemenangan pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi, akhirnya melaporkan pengunggah video permohonan dukungan mahluk gaib untuk Pilgub Jabar. Pengunggah video tersebut, diketahui bernama Mochamamad Sa'ban. Atas unggahan video tersebut, tim pemenangan pasangan nomor urut empat ini melaporkannya ke Polda Jabar.

Kuasa Hukum Tim Deddy-Dedi, Hotma Agus Sihombing, mengatakan, pihaknya telah melaporkan pemilik akun facebook Mochammad Sa'ban. Pasalnya, akun tersebut diduga kali pertama yang mengunggah video tentang dukun yang melakukan ritual, untuk mendukung pasangan Deddy-Dedi.

"Kami sudah telusuri, berdasarkan data dari akun Facebook-nya, dia seorang anggota relawan," ujar Agus, melalui rilis yang diterima Republika.co.id, Jumat (22/6).

Karena itu, pada awal pekan ini pihaknya sudah laporkan kasus ini ke Mapolda Jabar. Bahkan, surat tanda terima laporan pun sudah dipegang tim Deddy-Dedi. Dugaan tindak pidana informasi dan transaksi elektronik disematkan kepada terduga dengan nomor laporan LPB/565/VI/2018/Jabar. 

Agus menjelaskan, dalam video itu ada orang tua yang berperan sebagai dukun. Dukun tersebut, yaitu E (75 tahun), warga Pantai Jayanti, Kecamatan Cidaun, Kabupaten Garut. Setelah ditelusuri, ternyata ritual mistik tersebut merupakan pesanan dari salah satu tim sukses.

"Pak E, sudah mengakui kalau aktingnya sebagai dukun itu dibayar oleh tim sukses salah satu paslon," ujar Agus.

Menurut Agus, pihaknya tidak ingin menuduh terhadap salah satu pasangan calon. Namun, faktanya memang demikian. Terlebih lagi, aksi ritual itu divideokan. Lalu, videonya disebar ke media sosial. Dengan demikian, pihaknya menempuh jalur hukum. Sebab, masalah ini sudah terindikasi pada black campaign.

Sementara itu, calon Wakil Gubernur Jabar Dedi Mulyadi mengaku, sedih dengan adanya kasus ini. Apalagi, jika terbukti benar, yang menyerang dirinya itu merupakan warga perkotaan yang pendidikannya tinggi. Serta, litelatur buku yang dibacanya juga sangat banyak.

"Tetapi, cara berpolitiknya seperti itu. Masyarakat bisa menafsirkannya sendiri. Jadi, saya sangat sedih, ternyata masih ada pihak yang menggunakan cara yang tidak sehat untuk menjatuhkan lawan," ujar Dedi.

Apalagi, serangan kampanye hitam terhadap dirinya bersama Cagub Deddy Mizwar ini, bukan hanya sekali. Seperti, kasus remaja asal Purwakarta yang busung lapar, lalu jembatan dan pembangunan yang mangkrak.

Dengan adanya serangan kampamye hitam terhadap dirinya ini, Dedi merasa bingung. Terlebih lagi, yang menyerangnya itu warga kota, terdidik dan tahu aturan. Tetapi kenapa selalu menghinakan orang kampung, seperti dirinya.

Meski kampanye hitam itu merugikan dirinya, Dedi mengaku, tetap membukakan pintu maaf bagi pelaku. Dia menghimbau kepada siapapun untuk tidak melakukan hal-hal yang dapat mencederai demokrasi. 

"Saya memaafkan itu secara personal. Kalau saya tahu rumahnya, saya akan datang, silaturahim," ujar Dedi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement