Rabu 20 Jun 2018 18:05 WIB

KSP Pantau Perkembangan Musibah Kapal Karam di Danau Toba

KSP ikut memantau perkembangan musibah karamnya kapal di Danau Toba.

Rep: Debbie Sutrisno‎/ Red: Bayu Hermawan
Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko memantantau perkembangan kejadian kapal tenggelam di Danau toba. Dia melakukan diskusi di kantornya, Rabu (20/6).
Foto: dok. Humas KSP
Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko memantantau perkembangan kejadian kapal tenggelam di Danau toba. Dia melakukan diskusi di kantornya, Rabu (20/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf Kepresidenan ikut memantau perkembangan arus balik Lebaran dan musibah karamnya kapal di Danau Toba, Sumatera Utara. Seusai makan siang dengan sejumlah Deputi, Moeldoko menuju Situation Room di lantai dasar Bina Graha.

Di sana, Moeldoko memantau langsung kepadatan  di beberapa ruas tol. Melihat hal tersebut, Moeldoko langsung berkomunikasi dengan pejabat terkait lewat grup percakapan di telepon genggamnya. Saat itu juga, Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Agung Budi Maryoto memberikan penjelasan mengenai penyebab kemacetan serta kebijakan contra flow sebagai upaya mengurai penumpukan kendaraan.

"Titik-titik kepadatan terjadi karena volume mobil yang tinggi mendekati rest area. Kebijakan lalu-lintas satu arah dilakukan untuk memprioritaskan arus balik menuju Jakarta," kata Kapolda Jabar saat memberikan penjelasan kepada Moeldoko, melalui siaran pers Kantor Staf Kepresidenan, Rabu (20/6).

Sementara, terkait dengan musibah tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba, Moeldoko menelpon langsung Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Irjen Pol Budi Setiyadi untuk mengetahui perkembangan terkini.

Dalam percakapan tersebut, Budi menjelaskan bahwa hingga siang ini sudah ditemukan 21 penumpang kapal dengan rute Simalungan-Samosir itu. Tiga orang perempuan meninggal dunia, dan 18 orang penumpang berhasil diselamatkan.  Saat ini, Basarnas, BPBD, Kepolisian dan berbagai pihak lain masih mencari penumpang yang dinyatakan hilang.

"Jumlah penumpang sebenarnya belum bisa dipastikan, karena ini kapal rakyat yang tak ada manifesnya. Transaksi pembelian tiketnya pun masih dilakukan secara manual," ungkap Budi Setiyadi yang berada di posko lokasi pencarian korban di Sumatera Utara.

Dia mengatakan, pihaknya telah memberikan pengumuman agar masyarakat yang merasa kehilangan sanak saudara dalam musibah ini melapor ke posko pencarian korban. Sejauh ini sudah ada laporan 140 orang yang dilaporkan hilang. Budi juga sedang memverifikasi data itu, karena laporan dilakukan di dua posko.

Atas nama pemerintah, Moeldoko menyampaikan rasa dukacita mendalam kepada keluarga korban tenggelamnya KM Sinar Bangun.  “Pemerintah bekerja keras menemukan penumpang yang masih hilang. Kejadian ini juga menjadi momentum untuk meningkatkan keselamatan pelayaran, serta menjadi pelajaran dan evaluasi serius terhadap tata kelola pelayanan transportasi, khususnya angkutan rakyat,” kata Moeldoko.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement