Rabu 20 Jun 2018 11:00 WIB

Kemensos Sudah Antisipasi Bencana Akibat Anomali Cuaca

Anomali cuaca bukan hanya terjadi pada kali ini saja.

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Muhammad Hafil
Kekeringan. Ilustrasi
Foto: Foxnews
Kekeringan. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Sosial telah mempersiapkan segala bentuk bantuan untuk mengantisipasi masyarakat yang terdampak akibat anomali cuaca, khususnya kekeringan pada semester kedua 2018. Sarana dan prasarana termasuk ketersediaan bantuan pangan pun telah disiapkan bagi masyarakat.

Menteri Sosial Idrus Marham mengatakan, Kementerian Sosial selalu siap dan telah berkoordinasi dengan seluruh daerah khsusunya daerah rawan bencana baik itu banjir atau pun kekeringan. Dinas sosial di pemerintah daerah telah diminta untuk menyiagakan segala bentuk bantuan yang nantinya bisa digunakan masyarakat ketika mereka mendapat bencana dampak dari cuaca yang belakangan semakin sulit ditebak.

"Kita selalu siap untuk itu (menghadapi bencana). Di beberapa provinsi pun sudah ada semacam tempat untuk menyimpan bahan bantua pokok. Itu memang dipersiapkan agar bisa digunakan dalam keadaan darurat," ujar Idrus dihubungi Republika.co.id, Rabu (20/6).

Idrus mengatakan, Kementerian Sosial pun telah berkoodinasi dengan kelompok masyarakat, LSM, dan Kementerian/Lembaga (K/L) terkait melalui Dinas di daerah agar bisa memantau dan mengantisipasi jika memang di daerah tersebut kemungkinan akan terjadi bencana apapun itu. Tim Tagana, tenaga pelopor, pendamping PKH, dan semua fugsional lainnya sudah diberikan arahan agar siap dengan semua kejadian yang datang tiba-tiba.

Menurutnya, antisipasi seperti ini sebenarnya bukan hal baru. Denga siklus iklim di Indonesia yang terjadi setiap tahun, Kementerian Sosial sudah memetakan daerah mana saja yang bisa terkena bencana dampak dari iklim tersebut, baik ketika musim penghujan maupun musim kering.

"Segala sudah disiapkan karena kita juga belajar dari pengalaman. Anomali cuaca seperti ini kan bukan hanya terjadi kali ini saja," ujar Idrus.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat waspada menghadapi anomali yang dapat memicu peningkatan potensi cuaca ekstrem di sebagian besar wilayah Indonesia dalam sepekan ke depan.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati melalui telekonferen dari Jenewa yang diterima di Jakarta, Selasa (19/6), mengatakan meskipun saat ini memasuki musim kemarau, masyarakat tetap harus waspada terutama dalam seminggu ke depan karena adanya anomali cuaca.

Kewaspadaan perlu dilakukan, terutama di tempat-tempat wisata mengingat saat ini masyarakat masih banyak menghabiskan libur Lebaran 2018. Dirinya meminta semua pihak yang berkepentingan terus memantau perubahan kondisi cuaca demi kesiapsiagaan.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Mulyono R Prabowo mengatakan seminggu ke depan masih dalam suasana arus balik mudik Lebaran 2018 sehingga semua moda transportasi perlu tetap waspada. BMKG, lanjutnya, telah memonitor kondisi cuaca di 12 provinsi termasuk di pelabuhan dan penyeberangan perairan mengingat 70 persen wilayah Indonesia berupa perairan. Maka, pergerakan cuaca di musim libur Lebaran 2018 menjadi penting untuk terus dimonitor dan dicermati seluruh pemangku kepentingan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement