REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Tim Pemenangan Pilpres dari Partai Gerindra Sandiaga Salahuddin Uno melakukan beberapa safari politik selama Idul Fitri 1439 H. Salah satu pertemuan dilakukan dengan Ketua Kogasma DPP Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Dalam pertemuan itu, kata Sandiaga, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sempat menitipkan pesan melalui anaknya. "Pak SBY bertitip pesan insya Allah kita bersama-sama di 2019 ini," ujar Sandi di Cipinang Jakarta Timur, Senin (18/6).
Sandi mengaku tengah merencanakan pertemuan lanjutan dengan AHY. Mereka akan mempersiapkan Pilkada Serentak yang akan berlangsung pada 27 Juni 2018. Keduanya juga sedang mengatur pertemuan Ketua Umum sekaligus bakal capres dari Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan SBY.
Belakangan, AHY menyesalkan kata-kata Sandiaga tersebut. Pernyataan itu dianggap memberikan sinyal bahwa Partai Demokrat siap merapat ke Gerindra.
Sandiaga meminta agar masalah tersebut tak dibesar-besarkan. Ia tak ingin pernyataan tersebut menjadi sumber polemik baru.
"Saya rasa kita tidak perlu besar-besarkan dan bagi kita kan politik itu cair. Dan bagi kami, tentunya harapan kita apa saja bisa terjadi di politik," ujar di Balai Kota, Selasa (19/6).
Menurut Sandiaga, SBY adalah seorang negarawan. Pernyataan itu tak hanya dianggap sebagauli pernyataan politik, namun juga ajakan untuk memajukan bangsa dan negara. SBY mengajak Sandiaga dan Partai Gerindra untuk memikirkan solusi bagi bangsa, terutama dari segi ekonomi.
"Kalau di sisi politiknya, nanti biar mitra koalisi yang menyelesaikan," ujar dia.
Sandiaga menilai ajakan dan motivasi itu sangat positif. Dalam pesan tersebut SBY mengajak Gerindra untuk membangun bangsa Indonesia bersama-sama. Ia memotivasi para pemuda untuk memikirkan nasib bangsa di masa mendatang.
Menurut Sandiaga, ajakan itu sangat simpatik. Sebagai negarawan SBY menyampaikan pesan di atas kepentingan politik maupun golongan.