Jumat 15 Jun 2018 21:08 WIB

Ical Nilai Kader Keluar dari Golkar adalah Pilihan Pribadi

Aburizal menilai keluar masuknya kader dalam suatu parpol adalah hal biasa.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Bayu Hermawan
Ketua Dewan Pembina Partai Golongan Karya Aburizal Bakrie usai menjalani pemeriksaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Kamis (16/11).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Ketua Dewan Pembina Partai Golongan Karya Aburizal Bakrie usai menjalani pemeriksaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Kamis (16/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Pembina Partai Golkar, Aburizal Bakrie menilai keluar masuknya kader di partai adalah hal biasa. Ia mengatakan keluar atau masuknya kader dari Golkar merupakan hak pribadi masing-masing kader.

"Itu hak setiap orang. Meski memang kehilangan satu kader lebih berat. Meski ada 100 kader baru masuk. Itu biasa," ujar Ical di Kediamannya, Jumat (15/6).

Ical menjelaskan kalau keluar masuknya kader merupakan hal yang sudah biasa terjadi sejak dulu. Ia mencontohkan banyak kader bagus seperti Surya Paloh yang keluar dan memutuskan untuk membentuk partai sendiri.

Dirinya tidak mempermasalahkan kepindahan Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto ke Partai Berkarya. Ical menjelaskan internal Golkar tidak akan mengalami masalah pascakeluarnya Titiek Soeharto karena struktur partai sudah kuat sehingga tidak masalah ketika salah satu kadernya pindah partai.

Baca juga: Kader Pindah ke Parpol Lain, Ini Pesan Ical untuk Golkar

Titiek Soeharto mendeklarasikan dirinya bergabung bersama Partai Berkarya, besutan Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto), pada Senin (11/6) lalu. "Saya adalah anak biologis Presiden Soeharto! Saya tidak bisa berdiam diri untuk tidak menyuarakan jeritan rakyat. Oleh karena itu, saya memutuskan untuk keluar dari Partai Golkar dan memilih untuk memperjuangkan kepentingan rakyat melalui Partai Berkarya," kata Titiek.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Berkarya Priyo Budi Santoso mengatakan, akan ada politikus Partai Golkar lain, yang mengikuti langkah Siti Hediati Hariyadi (Titiek Soeharto), bergabung dengan Partai Berkarya.

"Yang kita gembira ternyata tokoh-tokoh dari partai lain akan bergabung, cuma saya belum bisa umumkan," kata Priyo saat dihubungi Republika.co.id, Senin (11/6).

Tidak hanya dari Partai Golkar, Priyo menyebut sejumlah politikus di luar Partai Golkar yang cukup memiliki nama akan ikut bergabung ke Partai Berkarya. Priyo menyebut pindahnya ramai-ramai para politikus itu ke Partai Berkarya dengan istilah 'bedol desa'. "Pemberitaan ini sudah tentu sedikit menggetarkan pemberitaan nasional, kan ada tanda-tanda besar di Golkar akan ada bedol deso ke Partai Berkarya," ujarnya.

Priyo berharap kepindahan putri ke-2 Presiden Soeharto tersebut bisa mendongkrak suara Partai Berkarya dengan signifikan. Hal itu menurut Priyo diperlukan agar target 80 kursi DPR di pemilihan legislatif 2019 mendatang tercapai. "Efeknya pasti signifikan sekali untuk itu. Harus optimis kita kan 80 kursi DPR targetnya. Kita mematok 80 kursi DPR RI," katanya menegaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement