REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wilayah Kepulauan Mentawai kembali diguncang gempa bumi tektonik pada Rabu (13/6) pagi. Hasil analisis BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika) menunjukkan gempa bumi tersebut memiliki kekuatan 5,9 SR.
Berdasarkan hasil monitoring BMKG hingga Kamis (14/6) pukul 11.30 WIB
menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan sebanyak 12 kali dengan rincian kekuatan bervariasi mulai 3,2 SR hingga 5,6 SR. Gempa susulan pada Kamis pagi ini terjadi sebanyak tiga kali.
Menurut Plt. Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, tampak bahwa gempa bumi tersebut termasuk dalam klasifikasi dangkal. Hal itu akibat aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia ke bawah lempeng Eurasia tepatnya di zona Megathrust yang merupakan zona subduksi lempeng. Lempeng berada di Samudera Hindia sebelah barat Sumatra.
Konvergensi kedua lempeng tersebut membentuk zona subduksi yang menjadi salah satu kawasan sumber gempa bumi sangat aktif di wilayah Sumatra. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi dipicu oleh penyesaran naik.
Dampak gempa bumi berdasarkan Peta Tingkat Guncangan (Shakemap BMKG) menunjukkan bahwa guncangan dirasakan di daerah Tua Pejat, Mentawai II SIG- BMKG (III-IV MMI ) dan Padang I SIG-BMKG (II MMI ). Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut.
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi tidak berpotensi tsunami," ujar Rahmat dalam pesan singkatnya, Kamis (14/6). Ia pun mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.