REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komando Tugas Pemenangan (Kogasma) Pemilu Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan, Partai Demokrat terus melakukan komunikasi serupa dengan elite partai politik lain. Namun, ia menegaskan, tidak semua pertemuan politik mesti dipublikasikan dan diabadikan di media massa.
Dia mengatakan, Demokrat tentu harus terus berkomunikasi dengan semua pihak untuk membangun koalisi pemilihan presiden (pilpres) tahun depan. Namun, dia enggan menjelaskan secara spesifik kapan pertemuan-pertemuan tersebut berlangsung.
“Saya tidak katakan secara spesifik kapan bertemu dengan PDIP, kapan bertemu dengan Golkar, dengan Nasdem, dan yang lainnya. Tapi struktur secara formal, secara informal tidak semua harus terlihat di media terus menjalankan komunikasi politik tersebut," ujar dia ditemui di kantor AHY Foundation, Rabu (13/6).
Agus mengatakan, pertemuan elite politik menjelang pemilihan umum (pemilu) merupakan hal yang wajar. Justru, dia mengatakan, para petinggi partai harus melakukan pertemuan menjelang pesta demokrasi.
Ia mengatakan, adanya pertemuan maka bisa terjalin komunikasi yang kemudian bisa menghasilkan sesuatu yang baik. Tanpa ada pertemuan antara elite politik, ia berpendapat, bisa menimbulkan salah pengertian atau salah perhitungan.
Karena itu, Agus tak ingin ambil pusing dengan pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri. “Sah-sah saja para elite politik nasional bertemu, bersilaturahim, termasuk membahas apa yang bisa dilakukan untuk pemilihan presiden 2019," ujar Agus.
Apalagi, pendaftaran kandidat pilpres 2019 akan dibuka pada awal Agustus mendatang. Sebelum itu, atau pada 27 Juni mendatang, ada pemungutan suara pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak 2018.
Selasa (12/6) kemarin, Jokowi bertemu dengan Megawati di Istana Batu Tulis, Bogor. Keduanya berbincang intens selama 2 jam 10 menit, mulai pada pukul 17.10 hingga 19.20 WIB.
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, pertemuan ini terlihat sangat akrab karena keduanya tertawa lepas saat bercengkerama. Pertemuan diselingi buka puasa bersama.
Megawati secara khusus menyiapkan sajadah untuk Jokowi untuk keperluan beliau menjalankan shalat Maghrib. Pertemuan di Istana Batu Tulis tersebut sekaligus membahas sejumlah hal strategis seperti calon wakil presiden yang akan mendampingi Jokowi.
Megawati memberikan masukan agar segala sesuatunya dilakukan dengan pertimbangan matang. Ia juga mengingatkan Jokowi untuk terus melakukan kontemplasi agar benar-benar memahami aspirasi rakyat Indonesia, sambil memohon petunjuk dari Tuhan yang Mahakuasa.
Baca Juga: Demokrat Masih Menanti Waktu Tepat untuk Koalisi