Rabu 13 Jun 2018 14:54 WIB

Demokrat Masih Menanti Waktu Tepat untuk Berkoalisi

Terlalu dini memastikan koalisi sekarang karena masih ada waktu hingga Agustus.

Rep: Debbie Sutrisno / Red: Ratna Puspita
Komando Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
Foto: RepublikaTV/Havid Al Vizki
Komando Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komando Tugas Pemenangan (Kogasma) Pemilu Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono mengatakan partainya belum dapat menentukan sikap terkait koalisi pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2019. Demokrat masih menanti waktu yang tepat untuk berkoalisi dengan partai lain. 

Agus mengatakan terlalu dini untuk memastikan koalisi sekarang ini. Sebab, dia mengatakan, masih ada waktu hingga pendaftaran calon presiden dan wakil presiden pada awal Agustus mendatang. 

Dia menambahkan, hingga hari ini, tidak ada yang dapat memastikan koalisi yang bakal terbentuk pada pemilihan presiden (pilpres) tahun depan. “Orang mengatakan sudah paten koalisi A dan koalisi B. Ingat sekarang bulan Juni dan itu (pendaftaran calom presiden) batas waktunya adalah Agustus," ujar Agus di kantor AHY Foundation, Rabu (13/6).

Karena itu, Agus mengatakan, kader Partai Demokrat memanfaatkan waktu yang tersisa selama hampir dua bulan untuk berkomunikasi dengan internal partai lain. Bahkan, ia mengklaim pembicaraan antarkader terkait koalisi pilpres pun berlangsung cair.

"Saya mengatakan tidak bisa bahwa kita sudah berada dalam satu kubu atau kubu yang lain, semuanya masih terbuka. Kami menjalin komunikasi dengan semua. Pada akhirnya pasti akan kami tetapkan sikap itu, tetapi belum hari ini," ujar dia.

Pada kesempatan itu, Agus kembali mengutarakan pendapatnya mengenai sejumlah survei yang mencoba menyandingkannya dengan beberapa tokoh politik nasional. Ia menilai hal tersebut sebagai sesuatu yang wajar menjelang pilpres. 

Sebab, ia mengatakan, masyarakat tidak mengingingkan calon tunggal pada Pemilu 2019. Keinginan masyarakat ini ditangkap oleh lembaga survei yang mencari dan mencocok-cocokan satu sosok dengan sosok yang lainnya, termasuk Agus.

Agus pun berterima kasih karena dianggap layak menjadi kandidat pada pilpres tahun depan. Akan tetapi, dia menegaskan, pengusungan calon presiden dan wakil presiden sangat tergantung oleh koalisi partai. 

Pakar Politik Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing mengatakan, dinamika politik jelang pilpres 2019 saat ini masih sangat cair. Partai-partai masih fokus memajukan kader internalnya masing-masing. 

Karena itu, partai-partai belum melirik tokoh dari luar partai. Misalnya, Partai Gerindra yang bersikukuh mencalonkan Ketua Umum Prabowo Subianto dan tidak melirik kemungkinan mengusung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. 

Emrus juga optimistis pembahasan koalisi besar yang ada sekarang ini akan bisa memunculkan sosok baru. Sekarang ini, koalisi pemerintah memang solid mendukung calon pejawat, Joko Widodo, sedangkan koalisi oposisi akan mengusung Prabowo. 

Namun, dia mengatakan, pengusungan dua poros tersebut belum mengkristal. "Poros ini sangat dinamis dan bisa (terbentuk) di last minute. Karena itulah, sangat pragmatis," kata dia.

Ia menambahkan peluang poros baru masih sangat berpeluang dimunculkan oleh Partai Demokrat. “Kemungkinan besar PAN merapat. Karena, PAN rekan lama Demokrat, saat Hatta ketua umum. Ada relasi kekeluargan antara PAN dan Demokrat. Baru kemungkinan akan menyatu PKB," paparnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement