Kamis 07 Jun 2018 20:15 WIB

OTT KPK di Wilayah Jatim, Ini Kata Pakde Karwo

Soekarwo menilai keterlibatan pejabat daerah dalam kasus korupsi terkait integritas.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Bayu Hermawan
Gubernur Jawa Timur Soekarwo
Foto: Republika/Dadang Kurnia
Gubernur Jawa Timur Soekarwo

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Soekarwo berpendapat, keterlibatan pejabat daerah dalam praktek tindak pidana korupsi adalah terkait dengan integritas. Menurutnya, bagus atau tidaknya integritas para pejabat daerah tersebut dipengaruhi dua hal, yakni moral dan spiritual.

"Ini (pejabat daerah yang terlibat korupsi) masalah integritas. Masuknya dua hal yaitu moral dan spritual. Padahal Jatim daerah spiritual," kata pria yang akrab disapa Pakde Karwo di Hotel JW Marriott Surabaya, Kamis (7/6).

Soekarwo melanjutkan, terkait bagus atau tidak integritas para pejabat daerah, tergantung pribadi masing-masing. Karena, kata dia, terkait permasalahan integritas seseorang, tidak bisa diselesaikan dengan menggunakan teknologi.

"Kan teknologi tidak bisa masuk di integritas. Kalau pungli relatif selesai kita. Sekarang kalau orang meras, sama nyuap itu gak bisa masuk konsep IT," ujar politikus Demokrat tersebut.

Sebelumnya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali melakukan operasi tangkap tangan di Blitar dan Tulungaagung. KPk juga dikabarkan mengamankan empat orang dalam operasi tengkap tangan tersebut.  Dalam OTT kali ini, sebanyak empat orang diamankan, salah satunya adalah Wali Kota Blitar Muhammad Samahudi Anwar.

"Tim sedang membawa empat orang dari kegiatan di Jawa Timur, yaitu Walikota (Blitar), Kadis PU (Tulungagung) dan pihak swasta," ujar Kabiro Humas KPK Febri Diansyah dalam pesan singkatnya, Kamis (7/6).

Menurut Febri, hasil dari kegiatan selama 24 jam termasuk stasus hukum dari pihak-pihak yang diamankan akan diumumkan melalui konfrensi pers KPK pada Kamis (7/6) malam. Febri melanjutkan, KPK menduga adanya transaksi proyek-proyek infrastruktur yang ada di dua daerah tersebut.

"Jadi ada beberapa proyek peningkatan jalan dan juga ada salah satu proyek terkait sekolah," katanya.

Dalam operasi senyap tersebut, tim juga mengamankan uang di lokasi yang dimasukkan dalam dua kardus dengan pecahan Rp 100 ribu dan Rp 50 ribu. "Masih dalam proses penghitungan secara pasti ya. Itu tadi estimasinya sekitar lebih dari Rp 2 Miliar yang diamankan dan tim masih terus melakukan pendalaman-pendalaman informasi di lapangan," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement