Kamis 07 Jun 2018 18:16 WIB

Tim Advokasi Rindu Laporkan Dugaan Kampanye Hitam

Akan cenderung massif dan berpotensi merugikan pasangan Rindu.

Pasangan Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum menyampaikan paparannya saat Debat Publik Pertama Pilgub Jawa Barat 2018 bersama empat pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat, di Gedung Sabuga, Kota Bandung, Senin (12/3).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Pasangan Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum menyampaikan paparannya saat Debat Publik Pertama Pilgub Jawa Barat 2018 bersama empat pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat, di Gedung Sabuga, Kota Bandung, Senin (12/3).

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Tim advokasi pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat nomor urut satu, Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum (RINDU), Kamis (7/6) mendatangi Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jawa Barat di kawasan Turangga Kota Bandung. Dijelaskan anggota Tim Advokasi pasangan Rindu, Chandra M. Alit, maksud kedatangan tim advokasi Rindu ke Bawaslu adalah untuk melaporkan dugaan kampanye hitam yang disebarkan melalui SMS blast terhadap pasangan Rindu.

Menurut Chandra, penyebaran kampanye hitam melalui SMS blast ini akan cenderung massif dan berpotensi merugikan pasangan Rindu. "Terlebih, informasi yang disampaikan dalam SMS blast tersebut sama sekali tidak benar dan cenderung fitnah," ungkap Chandra dalam siaran pers yang diterima Republika, Kamis (7/6).

Konten SMS blast yang dilaporkan tersebut berisi tentang informasi pernyataan dukungan komunitas LGBT kepada pasangan RINDU sebagai calon gubernur. "Namun demikian, sampai sejauh ini, kita tidak pernah menerima pernyataan dukungan tersebut secara langsung maupun tidak langsung. Sehingga patut diduga ini adalah black campaign yang dibuat oleh pihak-tertentu untuk menyerang pasangan Rindu," jelasnya.

Dengan demikian yang akan dilaporkan oleh Tim Advokasi adalah dugaan black campaign kepada pasangan Rindu. "Yang menyebarkan black campaignnya adalah penyedia jasa sms blas tersebut. Namun kami masih belum tahu siapa kliennya, sehingga yang dilaporkan adalah dugaan black campaignya," pungkas Chandra.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement