REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Budaya Lebaran biasanya diwarnai dengan pemberian 'angpau' berupa uang tunai. Biasanya uang yang digunakan ialah keluaran baru. Kantor Bank Indonesia (BI) perwakilan Tasikmalaya mengingatkan masyarakat terhadap peredaran uang palsu (upal) jelang Lebaran.
Kepala Kantor BI Tasik Heru Saptaji mengatakan ada saja kemungkinan peredaran upal pada saat Ramadhan. Apalagi peredaran upal pernah menyentuh segala lini baik di dunia perbankan ataupun transaksi tradisional di pasar. Walau begitu, ia meminta masyarakat tidak panik.
"Mengenai peredaran upal itu memang sulit diprediksi. Tapi masyarakat jangan resah karena kasusnya tidak banyak di wilayah Priangan Timur ini," katanya pada wartawan, Kamis (7/6).
Ia menyarankan bila masyarakat menemukan upal supaya segera melaporkannya. Tujuan supaya pihak kepolisian bisa melacak dan mencegah kasus peredaran upal memakan korban.
"Kalau ada yang janggal dan kalau menemukan upal silahkan laporkan saja," ujarnya.
Pihak BI pun secara berkala menyosialisasikan mengenai ciri keaslian uang pada berbagai kelompok masyarakat. Harapannya, masyarakat makin cermat dan bisa membedakan bila menemukan upal.
"Dalam berantas upal, edukasi masyarakat penting. Kami secara intensif sebulan dua, tiga kali edukasi keaslian uang. Harapkan buat masyarakat makin cermat," ucapnya.