Rabu 06 Jun 2018 23:59 WIB

Penutupan Simpang Mampang Perlu Dikaji Kembali

Anggota DPRD menilai penutupan Simpang mampang harus melibatkan warga sekitar

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Petugas Dishub DKI Jakarta mengatur lalu lintas saat uji coba penutupan tiga simpang di kawasan Jalan Mampang Prapatan Raya, Jakarta, Sabtu (19/5).
Foto: Antara/Galih Pradipta
Petugas Dishub DKI Jakarta mengatur lalu lintas saat uji coba penutupan tiga simpang di kawasan Jalan Mampang Prapatan Raya, Jakarta, Sabtu (19/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bersama pihak terkait lainnya dinilai perlu untuk membuat kajian sebelum menutup kembali tiga simpang yang ada di Jalan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Sehingga, penutupan tidak merugikan masyarakat maupun pengguna jalan.

"Menurut saya (penutupan) itu tidak etis. Dishub dan Polda juga harus membuat kajian. Jangan langsung ditutup seperti itu. Merasa dirugikan masyarakat. Padahal pengguna jalannya itu bukan hanya masyarakat Mampang, tapi masyarakat dari mana saja," kata Anggota Komisi D DPRD DKI Abdul Ghoni saat dihubungi Republika, Rabu (6/6).

Menurutnya, akses putar balik kendaraan yang disediakan ketika ditutup sebelumnya terlalu jauh. Sehingga, banyak masyarakat yang mengeluhkan hal tersebut. Bahkan, kegiatan masyarakat juga terhambat karena harus memutar terlalu jauh akibat tiga simpang tersebut ditutup.

"Kenapa masyarakat banyak yang tidak setuju? karena putarannya terlalu jauh. Masyarakat dan di situ juga ada tokoh berpengaruh para Ulama dan Kiai, memang agak kesulitan kalau dia mau ngajar pendidikan atau ngajar ngaji dari Buncit ke Mampang. Kan kasihan juga," katanya.

Ia pun mengapresiasi keputusan Pemprov untuk menutup kembali simpang itu. Namun, selain melakukan kajian juga harus ada sosialisasi kapada masyarakat terlebih dahulu. Bahkan, masyarakat, perangkat pemerintahan seperti RT, RT maupun kelurahan juga harus dilibatkan dalam melakukan kajian.

"Kalau itu mau dilakukan (ditutup) kembali, tolong dipresentasikan dan disosialisasikan kepada masyarakat. Harus dilibatkan masyarakat terutama tokoh-tokohnya lah ya," tambahnya.

Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan tiga simpang Mampang akan ditutup kembali setelah dibuka pada Ahad (20/5) lalu. Uji coba akan dilakukan dengan sosialisasi yang lebih baik dari sebelumnya. Namun, dibutuhkan perencanaan yang matang sebelum uji coba diterapkan. Sehingga masyarakat dapat mengetahui dan mengerti dimana jalan alternatif yang disiapkan.

Pihaknya tengah mengkaji uji coba seperti apa yang akan dilakukan. Kajian yang dilakukan menggunakan traffic management software, yang kemungkinan persimpangan akan ditutup tidak secara bersamaan, namun secara berkala.

"Kita lagi coba lihat dengan traffic management software kita yang sekarang lagi dikaji oleh Jakarta Smart City, apakah kita bisa tutup satu atau dua dulu dengan sosialisasi yang lebih panjang. Sehingga kelancaran berlalu lintas itu akan meningkat," kata Sandiaga beberapa waktu lalu.

Uji coba yang sebelumnya dilakukan, bertujuan untuk membuat arus lalu lintas lancar di beberapa persimpangan Mampang. Namun, karena sosialisasi yang kurang, akibatnya hal yang terjadi tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sehingga, untuk uji coba selanjutnya akan dilakukan sosialisasi yang lebih baik kepada masyarakat.

"Jadi nanti kita akan bersosialisasi dengan kepolisian dan masyarakat setempat untuk memastikan apa yang kita lakukan ini tersosialisasi dengan baik," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement