Kamis 07 Jun 2018 01:16 WIB

JK Minta Umat Islam dapat Memajukan Perekonomian

Ekonomi umat di Tanah Air cenderung lemah.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolanda
Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla (kiri)  bersama ketua Dewan Pertimbangan MUI   Din Syamsyudin  dalam rapat  di gedung MUI di Jakarta, Rabu (6/6).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla (kiri) bersama ketua Dewan Pertimbangan MUI Din Syamsyudin dalam rapat di gedung MUI di Jakarta, Rabu (6/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla menghadiri rapat pleno ke-28 Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Dalam sambutannya, Jusuf Kalla mengatakan, umat Islam di Indonesia masih lemah dalam ekonomi.

Adapun, Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia. Di hadapan para pengurus pusat MUI, Jusuf Kalla mengingatkan agar para ulama dapat bersama-sama mendorong kemajuan ekonomi umat.

"Bagaimana kita disini mendorong bersama-sama kemajuan ini, tak hanya kita bicara politik koalisi keumatan tapi berbicara tentang ekonomi keumatan," ujar Jusuf Kalla di Kantor Pusat MUI, Rabu (6/6).

Jusuf Kalla menegaskan, ekonomi keumatan harus didorong dan jangan dipisahkan dari kehidupan umat. Sebab ekonomi umat di Tanah Air masih cenderung lemah.

"Karena disitu letak kelemahan kita, bagaimana bisa terima zakat banyak kalau orang kaya kurang, karena yang paling banyak zakatnya orang kaya, kan begitu," kata Jusuf Kalla.

Dalam sambutannya Jusuf Kalla juga menyoroti tentang pesatnya dakwah islam di Indonesia melalui media. Jusuf Kalla menyebut, dakwah islam di televisi selama satu tahun kurang lebih mencapai 90 ribu kali. Terutama pada bulan Ramadhan, tayangan dakwah di televisi semakin bertambah. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement