REPUBLIKA.CO.ID, PADANG - Kepolisian Daerah Sumatra Barat (Polda Sumbar) menegaskan Satgas Antiteror aktif dalam melakukan pengawasan menjelang Lebaran 1439 H mendatang. Kapolda Sumbar Irjen Pol Fakhrizal menyebutkan, keberadaan Satgas Antiteror nantinya akan sejalan dengan Operasi Ketupat 2018 ini yang juga mengamankan arus mudik. Kepolisian juga akan memperketat pengawasan di perbatasan Sumbar dan provinsi lain, serta titik-titik wisata yang padat pengunjung.
"Namanya teror bisa saja terjadi kapan saja. Pintu-pintu masuk ke Sumbar tentu kita perketat," jelas Fakhrizal usai memimpin gelar apel Operasi Ketupat, Rabu (6/6).
Ia menambahkan, Polda Sumbar menurunkan sedikitnya 6.097 personel gabungan yang terdiri dari Polri, TNI, dan instansi lain selama berjalannya Operasi Ketupat 2018. Tak hanya itu, sebanyak 61 pos pengamanan dan 31 pos pelayanan juga didirikan untuk membantu kelancaran arus mudik dan memastikan keamanan wilayah.
"Sesuai atensi Pak Kapolri dalam operasi ketupat kali ini ada empat penekanan, pertama masalah kesediaan bahan pangan, kedua kelancaran arus mudik dan arus balik, menekan aksi kejahatan, dan antisipasi teroris," katanya.
Polda Sumbar sebelumnya telah memetakan titik-titik rawan kemacetan dan padat pengunjung. Titik-titik kemacetan di Sumbar di antaranya adalah jalur Padang - Bukit Putus - Painan, jalur Padang - Solok - Sawahlunto, dan jalur Padang - Padang Panjang - Singkarak. Satu lagi adalah jalur Padang - Bukittinggi - Payakumbuh.
"Sesuai atensi Pak Kapolri dalam operasi ketupat kali ini ada empat penekanan, pertama masalah kesedian bahan pangan, kedua kelancaran arus mudik dan arus balik, menekan aksi kejahatan, dan antisipasi teroris," katanya.