Rabu 06 Jun 2018 14:07 WIB

Pemkot Denpasar Evaluasi 34 Pasar Rakyat

Monitoring dan evaluas pasar akan terus digelar hingga 29 Juni 2018.

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Esthi Maharani
Salah satu kondisi pasar tradisional di Indonesia.
Foto: Blogspot.com
Salah satu kondisi pasar tradisional di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID,  DENPASAR -- Pemerintah Kota Denpasar melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) menggelar monitoring dan evaluasi 34 pasar rakyat atau pasar desa se-Kota Denpasar. Kepala DPMD Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana mengatakan kegiatan ini untuk menguatkan kelembagaan dan ekonomi pedesaan.

"Hari pertama ini kita menyasar tiga pasar, yaitu Pasar Desa Hita Manggala (Desa Tegal Kertha), Pasar Tegal Harum (Desa Tegal Harum), dan Pasar Desa Pekraman Padang Sambian (Kelurahan Padang Sambian)," kata Wiradana, Senin (4/6).

Monitoring dan evaluasi ini, kata Wiradana akan terus digelar hingga 29 Juni 2018. Pasar rakyat adalah motor penggerak ekonomi kerakyatan. Revitalisasi yang dilakukan untuk pasar-pasar desa menjadi program berkesinambungan.

Kepala Pasar Desa Pekraman Padang Sambian, I Made Mustika Subawa mengatakan revitalisasi pasar desa ini dilakukan sejak 2014. Saat ini Pasar Desa Pekraman Padang Sambian sudah memiliki 96 kios dan 96 los.

"Tantangan kita adalah pola pikir pedagang untuk tetap menjaga kebersihan pasar," kata Subawa.

Pengelola pasar memang sudah menyiapkan tenaga kebersihan. Meski demikian, Subawa mengatakan pedagang-pedagang terlibat langsung menjaga kebersihan demi kenyamanan pasar desa.

Banyak pemangku kepentingan dilibatkan dalam pemberdayaan pasar-pasar desa di Denpasar. Tim monitoring dan evaluasi bertugas memberi masukan untuk peningkatan kualitas pasar tradisional. Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan memerhatikan kebersihan lingkungan pasar.

Dinas Peternakan mengawasi kesehatan daging yang dijual di pasar-pasar. Forum Pengelola Pasar Desa (FPPD) bertugas menyiapkan pembahasan untuk pemberdayaan pasar desa. Badan Pengawas Obat dan Makanan mengawasi kualitas pangan agar tidak mengandung bahan-bahan berbahaya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement