Rabu 06 Jun 2018 13:07 WIB

Puluhan OKP Sepakat Perangi Terorisme Butuh Kerja Sama

Radikalisme kini tengah menjadi permalasahan serius dan mengancam ketentraman hidup.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Puluhan OKP menggelar diskusi dan sepakat perangi terorisme
Foto: Republika/Arie Lukihardianti
Puluhan OKP menggelar diskusi dan sepakat perangi terorisme

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Berbagai organisasi kepemudaan (OKP) yang tergabung dalam Forum Rumah Anak Bangsa menggelar diskusi soal peran pemuda dalam melawan radikalisme dan terorisme. Pasalnya, terorismedi Indonesia kini sudah menyentuh partai politik. 

Diskusi tersebut, digelar di Cikutra Kota Bandung, Selasa (5/6), dengan peserta berasal dari PW Ansor Jawa Barat, PB PMII dan organisasi lainnya yang diwakili 150 peserta. Menurut Koordinator Rumah Anak Bangsa, Ahmad Riyadi, tujuan dari kegiatan ini untuk menunjukkan bahwa elemen pemuda sangat menyesalkan akan munculnya gejala radikalisme, terlebih terorisme. 

Ironisnya, kata Riyadi, terorisme di Indonesia kini sudah menyentuh partai politik. Gejala menjadi pembahasan penting dalam diskusi tersebut, karena partai politik jangan sampai disusupi paham radikal apalagi terorisme.

"Kami meminta negara agar mengevalusi partai politik agar lebih berperan aktif memerangi dan mengkanalisasi faham radikalisme dan terorisme," ujar Riyadi yang Juga Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).

Menurut Riyadi, publik sudah tahu betul beberapa kader bahkan elit partai yang jelas terlibat dengan ISIS (penangkapan di jawa timur). Anehnya, secara terbuka para elite parpol tersebut malah menganggap aksi teror sebagai pengalihan isu dan menganggap aksi maut itu sebuah rekayasa. 

"Berarti ini menunjukkan dalam tubuh partai tersebut ada yang aktif dan pasif dalam gerakan radikalisme dan terorisme," katanya.

Riyadi menilai, radikalisme kini tengah menjadi permalasahan serius dan mengancam ketentraman hidup masyarakat. Dalam memerangi radikalisme, dibutuhkan kerja sama antara pemerintah dan seluruh elemen masyarakat.

Riyadi berharap, tak ada parpol yang terlibat. Karena parpol merupakan akar dari demokrasi yang dapat mengendalikan regulasi dan tata kehidupan bangsa. Ia menambahkan, persoalan itu perlu dikupas lantaran fenomena radikalisme sudah menyebar ke aspek kehidupan masyarakat, seperti dunia pendidikan, lingkungan, pekerjaan, politik dan juga agama.  "Untuk itu perlu diperangi secara bersama," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement