REPUBLIKA.CO.ID, PADANG - PT Pertamina (Persero) MOR I memprediksi peningkatan konsumsi BBM jenis gasoline paling tinggi terjadi di Payakumbuh, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatra Barat. Jalur Payakumbuh-Bukittinggi sendiri merupakan jalur utama yang menghubungkan Provinsi Riau dan Sumatra Barat.
Pertamina memproyeksikan, peningkatan konsumsi BBM jenis Premium, Pertamax, dan Pertalite di Kabupaten Limapuluh Kota bisa menyentuh 54 persen di arus mudik nanti. Angka ini jauh di atas peningkatan di wilayah lain di Sumatra bagian utara, seperti Aceh dengan kenaikan konsumsi BBM 18 persen dan Kabupaten Mandailing Natal, Sumatra Utara dengan angka kenaikan 25 persen.
Secara umum, Pertamina memprediksi terjadi peningkatan BBM jenis gasoline hingga 35 persen, selama periode mudik 8-14 Juni 2018. Peningkatan dengan angka bervariasi, antara 20-35 persen, juga terjadi di jalur-jalur utama mudik masyarakat Sumbar seperti jalur Padang-Bukittinggi dan Padang-Pesisir Selatan yang tembus ke Provinsi Bengkulu.
"Di antara provinsi-provinsi di Sumatra bagian utara, Sumbar paling signifikan kenaikan konsumsinya. Karena adanya tradisi pulang basamo saat mudik," ujar General Manager PT Pertamina Marketing Operation Region (MOR) I Sumbagut, Joko Pitoyo, Selasa (5/6).
Sales Executive Retail Wilayah 8 Sumbar, Warih Wibowo menambahkan, lonjakan konsumsi BBM di Sumbar sudah diantisipasi dengan penambahan pasokan. Hingga saat ini, lanjutnya, ketersediaan stok Pertamina untuk Premium mampu bertahan untuk 20 hari, Pertalite 15 hari, dan Pertamax sanggup bertahan 19 hari.
Pertamina juga menyiapkan tiga SPBU kantong di jalur utama mudik untuk mengantisipasi kelangkaan BBM. SPBU kantong tersebut disiapkan di Padang Luar, yaitu SPBU 14264566, kemudian SPBU 14261580 di Baso, dan SPBU 14262543 di Ngalau Payakumbuh. Ketiganya siap memasok SPBU lainnya yang mengalami penipisan pasokan.
"Sementara dua motoris disiapkan di SPBU Baso dan Padang Luar. Kalau ada yang melihat petugas bermotor, panggil saja untuk membeli BBM kemasan," katanya.