REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolri Jenderal Muhammad Tito Karnavian menyebut ideologi teroris seperti virus yang dapat tersebar ke siapapun. “Bisa menyasar semua kalangan sama seperti narkoba," kata Tito di Markas Besar Polri Jakarta, Selasa (5/6).
Hal tersebut disampaikan Tito terkait penangkapan yang terjadi belakanganan. Sejumlah terduga teroris memiliki profesi dan latar belakang yang beragam, mulai dari pengusaha, mahasiswa, dan anggota kepolisian.
“Bisa mulai dari masyarakat umum, satu keluarga seperti di Surabaya maupun mahasiswa, bahkan polisi juga, kasus di Jambi, (polisi) sudah terpapar juga ideologi itu,” kata Tito.
Menurut Tito, aksi terorisme dan kekerasan yang terjadi itu merupakan puncak dari gunung es permasalahan penyebaran terorisme. Pemerintah pun bertugas menghambat laju penyebaran terorisme sekaligus melakukan pemberantasan terorisme.
Dia mengatakan langkah yang dilakukan untuk menghambat ini dengan melibatkan pemerintah, dan stakeholder yang lain, termasuk masyarakat dan ormas. “Ini harus diorganisir dalam rencana aksi nasional untuk membendung dan menetralisir ideologi radikal," kata Tito.
Polri bekerja sama dengan institusi akademik. Pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) juga akan masuk menjalankan program deredikalisasi sebagai bentuk penangkalan ideologi terorisme. Hal ini akan melibatkan banyak instansi seperi Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan dan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.