Sabtu 02 Jun 2018 20:31 WIB

Kapolri Samakan Artidjo dengan Hoegeng dan Baharuddin Lopa

Tito menilai Artidjo adalah sosok fenomenal di bidang peradilan.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Bayu Hermawan
Kapolri Jenderal Tito Karnavian memberikan testimoni untuk Artidjo Alkostar, Sabtu (2/6)
Foto: Fauziah Mursid
Kapolri Jenderal Tito Karnavian memberikan testimoni untuk Artidjo Alkostar, Sabtu (2/6)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengungkap kesan terhadap sosok Hakim Agung Artidjo Alkostar yang telah pensiun per akhir Mei 2018 kemarin. Tito menilai, Artidjo adalah sosok fenomenal di bidang peradilan seperti Hoegeng  Imam Santoso di kepolisian dan Baharuddin Lopa di kejaksaan.

"Kalau di polisi Pak Hoegeng, di kejaksaan Baharuddin Lopa, nah peradilan itu Pak Artidjo, begitulah beliau," ujarnya saat memberi sambutan dalam acara Ngobrol Bareng Bang Artidjo yang digelar AIL Amir & Associates Law Firm di kawasan Darmawangsa, Jakarta Selatan, Sabtu (2/6).

Menurut Tito, setidaknya ada tiga kesan pribadi yang ia miliki dengan hakim agung yang mengabdi di Mahkamah Agung selama 18 tahun tersebut. Pertama kata Tito, ia mengenal Artidjo sebagai sosok yang sangat sederhana saat ia menjadi Kapolres Jakarta Pusat. Tito mengatakan, Artidjo ternyata tinggal di wilayah yang kerap terjadi tawuran dan tergolong kumuh, di Kalipasir, Cikini, Menteng.

"Di tempat itu setiap kali ke TKP. Disini ada hakim agung di Kalipasir, beliau kalau ke kantor juga dari Kalipasir naik bajaj. Untuk ukuran hakim agung, kesederhanaan luar biasa," katanya.

Kedua, Tito mengungkapkan hal yang memberi kesannya yakni terkait kemampuan Artidjo dalam bidang hukumnya. Tito mengaku memiliki pengalaman pribadi bertanya kepada Artidjo di suatu kesempatan terkait kasus pidana kopi sianida dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso yang begitu menyita perhatian publik. Tito sempat menanyakan pandangan Artidjo atas kasus yang membuat keterbelahan publik.

"Saya bertanya kepada Pak Artidjo, enggak berniat memperngaruhi hanya untuk intelektual saja. Beliau mengatakan, bisa dilihat dari motif, Jessica sudah bersalah, dari empat orang yang ada," kata Tito.

"Saya melihat dari pelajaran itu beliau dari sepotong, sudah punya pandangan sendiri. Kayak gini cuma orang yang paham dan menguasai bidang," ucapnya.

Tito melanjutkan, kesan ketiga yakni perihal ketegasan Artidjo dalam mengambil keputusan. Menurutnya, sudah banyak yang berkasus ke MA diputus lebih berat. "Siapa sangka penampilan beliau tidak kekar seperti militer atau seperti saya, beliau yang lemah lembut tersimpan luar biasa yakni tegas dan konsisten selama sekian puluh tahun," kata Tito.

Karenanya, ia berharap Artidjo terus berkiprah di bidang hukum dan dunia pendidikan serta mampu mempertahankan idealismenya. "Beliau dalam ambil keputusan-keputusan. tegas dalam memutus. Berapa banyak yang kena hukuman mati. Tidak perlu pakai pistol untuk menembak, tapi dengan putusan," ucap Tito.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement