Jumat 01 Jun 2018 16:39 WIB

PVMBG Soal Merapi: Belum Terjadi Gerakan Magma ke Atas

Pada Jumat pagi, Gunung Merapi mengalami letusan selama dua menit.

Gunung Merapi menyemburkan material vulkanis terlihat dari kawasan Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, Jumat (1/6).
Foto: Antara/Hendra Nurdiyansyah
Gunung Merapi menyemburkan material vulkanis terlihat dari kawasan Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, Jumat (1/6).

REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan, hingga saat ini posisi magma Gunung Merapi yang wilayahnya meliputi sejumlah kabupaten di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih jauh di bawah puncak gunung berapi itu. Seperti diketahui, Merapi kembali meluncurkan aktivitas vulkanisnya pada hari ini.

"Belum terjadi (gerakan magma ke atas) masih jauh di bawah, masih di bawah tiga kilometer. Tidak apa-apa," kata Kepala PVMBG Kasbani di Magelang, Jumat (1/6).

Kasbani mengatakan hal itu ketika mendampingi Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Rudy Suhendar mengunjungi tempat pengamatan Gunung Merapi di Pos Babadan. Pos itu sekitar 4,4 kilometer barat daya puncak Merapi di Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Pada Jumat sekitar pukul 08.20 WIB terjadi lanjutan letusan Gunung Merapi selama sekitar dua menit dengan ketinggian kolom asap sekitar 6.000 meter dari puncak Merapi. Letusan itu mengakibatkan hujan abu di kawasan utara serta barat daya puncak Gunung Merapi di wilayah Kabupaten Boyolali dan Magelang.

Hingga saat ini status aktivitas Gunung Merapi masih di level II atau waspada dengan larangan aktivitas masyarakat di radius tiga kilometer dari puncak Merapi. Ia menjelaskan. letusan Merapi akhir-akhir ini sebagai gas yang dilepaskan dari magma, sedangkan magma masih belum bergerak ke atas.

"Mungkin bergerak di bawah. Jadi untuk erupsi besar berupa awan panas masih belum. Sampai saat ini belum ada peningkatan status, masih di level II atau waspada," ujar dia.

Kasbani menambahkan, sebelum letusan Jumat pagi, memang terpantau terjadinya peningkatan kegempaan sebanyak lima kali dalam 12 jam terakhir. Ia mengatakan material yang dilontarkan dari puncak Merapi hingga saat ini masih dalam penelitian oleh pihak Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi di Yogyakarta.

"Itu (material yang dilontarkan apakah dari puncak atau dari dalam Gunung Merapi, red) masih akan diperiksa, tapi ada indikasi sudah mengarah ke magmatis, tapi material magma masih belum. Untuk jelasnya akan diteliti di lab (laboratorium). Tapi untuk erupsi lebih besar dengan menghasilkan awan panas, masih belum," ujarnya.

Ia meminta masyarakat untuk tidak panik dalam menghadapi perkembangan aktivitas Gunung Merapi akhir-akhir ini. "Masyarakat diharap tetap tenang, ikuti arahan dari pemda dan kita dari PVMBG melalui BPPTKG," kata Kasbani.

Pada 2010 Gunung Merapi mengalami fase letusan besar berupa erupsi eksplosif disusul dengan banjir lahar hujan melewati berbagai sungai yang aliran airnya berhulu di gunung tersebut. Material vulkanis menerjang beberapa desa, serta mengakibatkan masyarakat mengungsi ke berbagai tempat yang aman.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement